ILMU
I’JAZUL QURAN
I.
PENDAHULUAN
Allah telah menganugerahkan kepada manusia berbagai
keistimewaan dan kelebihan, serta memberinya akal pikiran, yang dapat digunakan
untuk berfikir, mengetahui antara baik dan buruk, serta segala macam pengetahuan agar dapat memanfaatkan unsur-unsur dan sumberdaya alam, lalu menjadikan
semua itu sebagai alat untuk memberikan manfaat bagi kepentingan manusia itu
sendiri maupun kaumnya.
Di samping berbagai kelebihan yang Allah ciptakan untuk manusia, namun tidak berarti manusia itu berbuat sesukanya
karena sudah dalam diri manusia sebelum diberi wahyu oleh allah dia tidak dapat
menggunakan akal pikirannya tersebut kecuali dengan hati nuraninya, untuk itu Allah mengutus utusan-utusanyya untuk memberikan
pencerah bagi manusia.
Di karenakan manusia memiliki sifat yang sombong angkuh
dan lainnya sehingga ketika Al-Qur’an
itu di turunkan mereka mengaganp bahwa Al-Qur’an adalah buatan Nabi sendiri untuk membuktikan bahwa hal
tersebut tidaklah benar maka Allah menurunkan firman untuk menantang mereka
yang meragukan hal tersebut Al-Qur’an
itu adalah murni kalam allah.
Oeh sebaab itu Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai
mukjizat, sehingga kemampuan manusia menjadi tak berdaya menandinginya. Al-Qur’an
sebagai petunjuk dan pedoman untuk bertindak
merupakan mukjizat yang sangat mulia, dengan demikian marilah kita
belajar mengenai i’jazul Qur’an berikut ini.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa Pengertian
I’jazul Quran dan Mu’jizat ?
2.
Apa saja Tujuan I’jazul Qur’an dan Sejarahnya ?
3.
Apa saja Macam-macam I’jazul Qur’an ?
4.
Apa saja yang termasuk dalam Segi-segi I’jazul Qur’an ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian I’jazul Qur’an dan Mu’jizat
Ilmu I’jazul Quran ini terdiri dari tiga kata yaitu Ilmu, I’jaz,
dan Al-Quran. Ada beberapa pandangan mengenai pengartian dari
ketiga kata tersebut.
Pertama kata ilmu, Para ahli fisafat mendefinisikan kata ilmu sebagai suatu gambaran yang terdapat dalam akal atau hubungan sesuatu setelah sesuatu itu tersingkap secara jelas.
Para ahli teologi mendefinisikan kata ilmu, dengan
suatu sifat yang dengan sifat itu orang yang memilikinya menjadi jelaslah suatu
urusan.atau suatu sifat yang dengan sifat itu dapat membedakan sesuatu dengan
yang lainnya sehingga tidak mungkin berlawanan dengan kenyataan.Sedangkan
menurut Al-Ghazali secara umum arti ilmu dalam istilah syarak adalah makrifat
pada allah, terhadap tanda-tanda kekuasaannya, dan terhadap perbuatan-perbuatannya,pada hamba-hamba-Nya dan
makhlik-makluk-Nya.Hal ini sama dengan yang di katakana dalam Kitab Ikhya’
Ulumuddin.
Kedua adalah kata Al-Quran, ada banyak pendapat tentang Al-Quran:
Al-lihyani(wafat 311 H) mengatakan bahwa Al-Quran itu berupa isim sifat, ikut wazan fu’lan,yang diambil dari
kata Al-Quran yang berarti kumpulan, sebab
semua ayat, surat, surat hukum dan kisah Al-Quran berkumpul menjadi
satu. Disamping itu Al-Quran mengumpulkan
intisari-intisari dan seluruh ilmu pengetahuan.[1]
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang artinya:
“dan Kami
turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu.”(QS.An-Nahl
: 89)[2]
Ketiga I’jaz, menurut bahasa I’jaz adalah masdar dari kata
kerja a’jaza ini temasuk fiil ruba’I mazid yang berasal dari fi’il stulasi
mujarrad ajaza yang berarti lemah, lawan dari qodaro yang berarti kuat atau
mampu.I’jaz
(kemukjizatan) adalah penetapan kelemahan.Pengertian umum keleman adalah
ketidakmampuan mengerjakan sesuatu. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka
nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan), maka yang dimaksud dengan I’jaz ialah
menampakkan
kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai seorang Rasul dengan menampakkan kelemahan orang Arab
untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu al-Qur’an, dan kelemahan
generasi-generasi sesudah mereka. Rasulullah telah meminta orang Arab
menandingi Qur’an dalam tiga tahapan:
a.
Menantang mereka dengan seluruh Qur’an dalam
uslub umum yang meliputi orang Arab sendiri dan orang lain, manusia mereka
secara padu melalui Firman Allah yang artinya:
Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain". (QS.
Al-Isra’ : 88)
b.
Menantang mereka dengan sepuluh surah saja
dari Qur’an dalam firman Allah yang berarti:
Bahkan
mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu",
Katakanlah: "(kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang
dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup
(memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar".
Jika mereka yang kamu seru itu tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu Maka
Ketahuilah, Sesungguhnya Al Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah, dan
bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, Maka maukah kamu berserah diri (kepada
Allah)? (QS. Hud: 13-14)
c.
Menantang mereka dengan satu surah saja dari
Qur’an dalam firman Allah:
Atau (patutkah) mereka
mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(kalau benar
yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan
panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah,
jika kamu orang yang benar." (QS. Yunus : 38)
Kelemahan orang Arab untuk menandingi Qur’an
padahal mereka memiliki faktor-faktor dan potensi untuk itu, merupakan bukti tersendiri
bagi kelemahan bahasa Arab di masa bahasa ini berada pada puncak keremajaan dan
kejayaannya.[3]
Menurut istilah mujizat ialah sesuatu yang bernilai sangat tinggi dan bisa mengungguli
seluruh masalah yang berkembang, di samping kedatanganya mujizat memeng sedang
dinanti oleh kaum. Dan
menurut bahasa mujizat berariti sesuatu yang luar biasa, yang ajaib atau
menakjubkan.[4]
Mujizat hanya diberikan Allah kepada para
Nabi dan Rosul Allah untuk mengembangkan kepercayaan manusia yang telah
mempertuhankan selain Allah. Sebagai
contoh tentang mujizat Nabi Ibrahim AS. Saat itu kaum Ibrahim ialah
orang-orang yang menyucikan berhala dan menjadikan berhala itu sebagai persembahaan. Sewaktu mereka akan membakar
Nabi Ibrahim terlebih dahulu mereka menyembah berhala dengan khusuk meminta
restu untuk melemparkan Ibrahim ke tengah-tengah kobaran api.
Menurut logika, seharusnya berhala yang
dianggap tuhan itu akan membalas orang yang akan menghancurkan jika benar bahwa
berhala itu bisa berbuat sesuatu pada mnusia dan patut sebagai sesemabahan.
Namun ketika itu mujizat yang dibawa Nabi Ibrahim memperlihatkan
keunggulannya.Maka apipun tak mampu membakar Nabi Ibrahim. Dengan mujizat ini,
api menjadi berubah sifatnya, yakni api yang biasanya bersifat membakar brubah
menjadi dingin seketika. Maka
hati mereka terguncang dan kepercayaan mereka memudar, karena berhala yang
semula disucikan dan menjadi sesembahan, nilainya menjadi merosot dan terhina. Melalui para Rasul, tampak sangat jelas bahwa
Allah adalah Maha Kuasa. Denang
mujizatnya, para
Rasul telah menunjukkan kemampuannya menembus ketentuan hukum alam.
Dalam
hal ini, mukjiazat yang ada pada nabi Muhammad SAW berupa Al-Quran jelas berbeda dengan mu’jizat para rasul
sebelumnya. I’jazul Qur’an (kemu’jizatan
Al-Quran)
melebihi segalanya di banding apa yang mereka banggakan. Dan keutamman mu’jizat
Al-Qur’an ini bukan hanya di
tunjukan kepada bangsa arab, namun Al-Quran dengan keutamaan mu’jizatnya itu
diperuntukan pada seluruh alam.
Di tinjau dari segi bahasa dan sastra, maka
mu’jizat Al-Quran sudah terbukti jauh lebih unggul dibanding dengan yang pernah
dicapai bangsa arab.sejak diturunkannya Al-Quran di sertai dengan mu’jizat yang
bersifat universal, berlaku bagi seluruh umat alam dan seluruh masa. Di sdamping itu Allah juga menjamin kesuciannya. [5]
Kemukjizatan Qur’an bagi bangsa-bangsa lain
tetap berlaku di sepanjang zaman dan akan selalu ada dalam posisi tantangan
yang tegar. Misteri-misteri alam yang disingkap oleh ilmu pengetahuan modern
hanyalah sebagian dari fenomena hakikat-hakikat tinggi yang terkandung dalam
misteri alam wujud yang merupakan bukti bagi eksistensi pencipta dan
perencanaannya.[6]
B.
Tujuan I’jazul Quran dan Sejarahnya
1.
Tujuan
I’jazul Quran
Setelah diketahui pengertian I’Jaz dan mukjizat di atas dapatlah diketahui tujannya:
a.
Membuktikan
bahwa Nabi Muhammad SAW yang membawa Mu’jizat kitab Al-Qur’an itu
adalah benar-benar seorang Nabi/Rosul Allah. Beliau diutus
untuk menyampaikan ajaran ajaran Allah pada
umat manusia untuk
mencanangkan tantangan supaya menandingi Al-Qur’an kepada mereka yang ingkar.
b.
Membuktikan
bahwa kitab Al-Qur’an itu adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan perbuatan malaikat Jibril dan
bukan tulisan nabi Muhammad SAW. Sebab seandainya kitab Al-Quran itu buatan Nabi
Muhammad yang seorang Mumi (tidak
pandai menulis dan membaca ), tentu pujangga-pujangga arab yang profesional, di mana mereka tidak hanya pandai menulis
tetapi juga ahli dalam sastra, gramatika
bahasa arab, dan balaghohnya
akan membuat seperti Al-Qur’an. Kenyataannya, mereka
tidak bisa membuat tandingan seperti Al-Quran, sehingga
jelaslah alquran bukan buatan manusia.
c.
Menjukan
kelemahan mutu sastara dan balaghoh bahasan manusia, karena terbukti
pakar-pakar pujangga sastra dan seni bahasa arab tidak ada yang bisa mendatangkan kitab
tandingan yang sama seperti Al-Qur’an, yang telah di tantangkan pada mereka dalam berbagai tingkat dan bagian Al-Qu’ran.
d.
Menunjukan
kelemahan daya upaya rekayasa manusia yang tidak sebanding dengan kesombongannya dan keangkuhanya. Mereka
ingkar tidak mau beriman dan mempercayai keagungan Al-Qur’an dan sombong tidak mau menerima kitab suci itu.mereka menuduh bahawa
kitab Al-Qur’an di buat oleh Muhammad sendiri.kenyatanya para pujang
tidak ada yang bisa membuat tandingan yang seperti Al-Qur'an walaupun hanya satu ayat.
2.
Sejarah Ilmu I’jazul Quran
Ada ulama’ yang berpendapat, orang yang menulis
I’jazul uran pertama kali adalah Abu Ubaidah
(wafat 208 H) dalam kitab Ma’jazul
Quran. Lalu disusul oleh Al-Farra
(wafat 207 H) yang menulis
kitab Ma’anil Quran. Kemudian disusul Ibnu Qutaibah yang memang kitab Ta’wil Musykilil Qur’an.
Pernyataan tersebut di bantah Abd.Qohir Al-Jurjany
dalam kitabnya Dalaul I’jaz, bahwa semua kitab tersebut di atas bukan ilmu
I’jazul Quran, melainkan sesuai dengan judul-judulnya itu.
Menurut Dr.Shubhi Ash-Sholeh dalam kitabnya Mabahis Fi Ulumil Quran, bahwa orang yang kali pertama membicarakan Al-Quran adalah imam Aljahidh (wafat
384 H) di tulis dalam kitab Nuzhumul
Quran. Hal ini seperti di
isyaratkan pada kitabnya yang lain, Alhayawan. Lalu
disusul Muhammad bin zaid Al-Wasithy (wafat 306H) dalam kitab I’jazul Quran yang
banyak mengutip isi kitab Al-Jahidh tersebut dia atas. Kemudian di lanjutkan
imam ar-rumany (wafat 384 H) dalam kitab al I’jaz yang isinya mengupas tentang kemu’jizatan Al-Quran. Lalu
di susul oleh Al-Qadhi Abu Bakar
Al-Baqillany (wafat 403 H) dalam I’jazul Quran yang isi-isinya mengupas segi-segi kebalaghahan
Al-Quran di samping segi Kemu’jizatanya.
Kitab ini sangat popular. Kemudian di
susul oleh Abdul Qodirn Al-Jurjany (wafat 471 H) dalam Kitab Dalalilul I’jaz Dan Asrorul Balaghah.
Para pujangga moderen seperti
Mustofa Shodiq Ar-Rofi’y menulis dalam ilmu ini dalam kitab Tarikhul Adabil
Arabi sedangkan Prof. Dr. Sayyid Quthub dalam buku At-Tashwirul Fanni Fil Quran
dan At-Ta’birul Fanni Fil Quran.[7]
C. Macam-Macam I’jazul Qu’ran
Dalam
menjelaskan macam-macam I’jazil Qur’an para ulama berbeda pendapat. Hal ini
disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing, di antaranya yaitu :
1.
Dr. Abd.Rozzaq
Naufal, dalam kitab Al-I’jazu al-Adadi Lil Qur’anil Karim menerangkan
bahwa I’jazil Qur’an itu ada 4
macam, adalah sebagai berikut :
a.
Al-I’jazul Balaghi
yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya, yang muncul ada pada masa
peningkatan mutu sastra Arab.
b.
Al-I’jazut Tasyri’i
yaitu kemukjizatan segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya yang muncul pada
masa penetapan hukum-hukum syari’at Islam.
c.
Al-I’jazul Ilmu yaitu
kemukjizatan segi ilmu pengetahuan, yang muncul pada masa kebangkitan ilmu dan
sains di kalangan umat Islam.
d.
Al-I’jazul Adadi,
yaitu kemukjizatan segi Quantity
/ Matematis, statistik yang
muncul pada abad ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang.
2.
Imam al-Khotthoby (wafat 388 H) dalam buku
al-Bayan fi I’jazil Qur’an mengatakan bahwa kemukjizatan al-Qur’an itu terfokus
pada bidang kebalaghahan saja.
3.
Imam Al-Jahidh
(w. 255 H) di dalam kitab Nudzumul Qur’an dan Hujajun Nabawiyah serta Al-Bayan Wa At-Tabyin menegaskan bahwa
kemukjizatan al-Qur’an itu terfokus pada bidang susunan lafal-lafalnya saja,
maksudnya, i’jazul Qur’an itu hanya satu macam saja, yaitu kemukjizatan
susunannya.
4.
Moh. Ismail Ibrahim dalam buku yang berjudul
Al-Qur’an wa I’jazihi al-Ilmi mengatakan, orang yang mengamati al-Qur’an dengan
cermat, mereka akan mengetahui bahwa kitab itu merupakan gudang berbagai
disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru.[8]
D. Segi-Segi
I’jazul Qur’an
Yang dimaksud dengan segi-segi Al-Quran ialah
hal-hal yang ada pada Al-Quran yang menunjukan bahwa kitab itu memang benar-benar wahyu Allah SWT, dan ketidak mampuan jin dan
manusia untuk membikin hal-hal yang sama seperti Al-Quran.
Untuk
menentukan segi-segi Al-Quran para ulama’ berbeda pandangan antara lain:
1.
Syeh Abu Bakar Al-Baqillany dalam kitab I’Jazil Quran membagi 3
segi kemukjizatan:
a)
Di dalam Al Quran itu ada cerita mengenai hal-hal
yang gaib.
b)
Di dalam Al-Quran itu ada cerita umat dahulu
beaserta para nabinya.
c)
Di dalam Al-Quran terdapat susunan bahasa yang
indah.
2.
Al-Qadhi Iyadal-Basty dalam buku Asy-Syfa’u bi
Ta’rifi Haquqil Mushtafa mengatakan segi-segi kemu’jizatan alquran itu 4 hal:
a)
Susunannya yang indah
b)
Uslubnya yang lain dari pada yang lain
c)
Adanya berita-berita ghaib yang belum terjadi, tapi
lalu betul-betul terjadi.
d)
Adanya berita-berita ghaib masa lalu dan
syariat-syariat dahulu yang terjadi dan benar.
3.
Imam Al-Quthuby dalam tafsir Al-Jamil’u Ahkamil
Quran mengatakan segi segi kemu’jizatan alquran itu ada 10 hal, sebagai
berikut:
a)
Susunanya yang indah, yang lain dari yang lain.
b)
Uslubnya berbeda dengan seluruh Uslub bahasa arab.
c)
Kefasihan ungkanpan-ungkapannya yang tidak dapat di
imbangi.
d)
Pengaturan bahasa yang utuh-bulat.
e)
Adanya berita mengenai pertamakali kejadian-kejadian
dunia yang belum bterdengar.
f)
Di tepatinya hal-hal yang telah dijanjikan lalu
betul-betul terjadi.
g)
Adanya berita yang belum terjadi, lalu betul-betul
terjadi.
h)
Isi aturan hala-harap.
i)
Hikmah-hikmah tinggi yang tidak bisa terjadi.
j)
Kesesuaian semua kandungannya.
4.
Syekh Abd.Adhim Az-Zarqony dosen Ulumul Quran dan
Ulumul Khadist ada tujuh segi kemukjizatan Al-Quran yang sangat menakjubkan..
a)
Keindahan bahasa dan Uslub Al-Quran
b)
Cara penyusunan bahasanya tampak baik tertib dan
berkaitan antara satu dengan yang lain.
c)
Berisi beberapa ilmu pengetahuan yang banyak memberi
acuan makhluk kepada kebenaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
d)
Kemu’jizatan Al-Quran tampak juga dalam segi
cara-caranya mengadakan perbaikan dan kemaslakhatan-kemaslakhatan bagi umat
manusia.
e)
Adanya berita-brita gaib dalam Al-Quran juga
menunjukan bahwa kitab suci tersebut betul-betul wahyu Allah SWT, adanya ayat ‘itab (teguran).[9]
IV.
PENUTUP
A.
Simpulan
I’jazul Quran adalah melemahkannya Al-Quran. Alquran melemahkan manusia
seluruhnya, tak ada seorangpun yang bisa menandingi tantangannya. Sehingga Al-Quran
merupakan mukjizat yang luar biasa.
Tujuan I’Jazul Quran:
a.
Membuktikan
bahwa nabi Muhammad SAW yang membawa mu’jizat kitab Al-Quran itu adalah benar-benar seorang Nabi/Rosul Allah.
b.
Membuktikan
bahwa kitab Al-Quran itu adalah benar-benar wahyu allah SWT.
c.
Menjukan
kelemahan mutu sastara dan balaghoh bahasan manusia.
d.
Menunjukan
kelemahan daya upaya rekayasa manusia yang tidak sebanding dengan keombongannya
dan keangkuhanya.
Macam
i’jazil Qur’an:
a. Al-I’jazul
Balaghi
b. Al-I’jazul Tasyri’i
c. Al-I’jazul Ilmu
d. Al-I’jazul Adadi
Segi-segi Al-Quran:
a. Al-Quran terdapat
cerita mengenai hal-hal yang gaib.
b. Al-Quran terdapat umat dahulu beaserta para nabinya.
c. Al-Quran susunan bahasa yang
indah.
B.
Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, tentunya
masih banyak kekurangan yang ada dalam pembahasannya.Maka saran dan kritik kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.Dan akhirnya pemakalah meminta maaf
apabila ada kesalahan dalam makalah ini baik berupa sistematika penulisan
maupun dari isinya.Wallahu a’lam bisshawab.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Khattan, Manna Khalil, Studi
Ulumul Qur’an, Bogor: PT. Pustaka
Litera Antar Nusa, 2001.
Djalal,
Abdul, Ulumul Qur’an, Surabaya: Dunia Ilmu, cet. 2, 2000.
Hasbi Ash Syiddieqy, Muhammad,, Teungku, Ilmu-Ilmu Al-Quran. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000.
Husain Munawar,S. Agil, dkk, I’Jaz Al-Quran
dan Metodologi Tafsir. Semarang: Dunia Utama. 1996.
Syadali, Ahmad, dkk, Ulumul
Quran II, Bndung: CV. Pustaka Setya, 1994.
[1] , Manna Khalil Al-Khattan, Studi Ulumul Qur’an, (Bogor: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001).hlm.
202-210.
[3]Ahmad Syadali, dkk, Ulumul
Quran II, (Bandung: CV. Pustaka Setya, 1994).hml.105-109.
[4]Dr. Muhammad
Mutawally, Mukjizat Al-Quran, terj.
Mustofa Mahdamy, (Bandung, Risalah,
1984).
hlm
9.
[7]
Manna Khalil Al-Khattan, Studi Ulumul Qur’an, (Bogor:
PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001).hlm.69-73.
[8]
S. Agil Husain Munawar, dkk, I’Jaz Al-Quran dan Metodologi Tafsir. (Semarang: Dunia Utama.
1996).hlm.85-88.
[9] Ahmad Syadali, dkk, Ulumul Quran II, (Bndung: CV. Pustaka Setya, 1994).hlm.143-150.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar