PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS
A. BAGAN
Sebelum
kita mengetahui bagaimana cara menggunakan media bagan dalam pembelajaran,
alangkah baiknya kalau kita pahami apa itu bagan. Bagan menurut Nana Sudjana (2005:27) adalah kombinasi
antara media grafis, gambar dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan
secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. Sebagai media
visual, bagan merupakan media yang membantu menyajikan pesan pembelajaran
melalui visualisasi dengan tujuan materi yang kompleks dapat disederhanakan
sehingga siswa mudah untuk mencerna materi tersebut.
Kegunaan
bagan adalah untuk menunjukan hubungan, keterkaitan, perbandingan, jumlah yang
relatif, perkembangan tertentu, proses tertentu mengklasifikasian dan
pengorganisasian, untuk lebih jelasnya, lihatlah contoh bagan di bawah ini:
Materi seperti apa yang dapat
dibuat dalam bentuk bagan? Sebagai seorang guru yang kreatif, hendaknya guru mampu
mengidentifikasi materi-materi kompleks yang dapat dibuat bagan sehinga lebih
sederhana, diantara materi yang ada di sekolah dasar yang dapat dibuat bagan
diantaranya:
¡ Hubungan antara MPR, presiden,
wakil presiden, dewan perwakilan rakyat, mahkamah agung dan mentri dalam
susunan pemerintahan Republik Indonesia.
¡ Bagaimana proses terjadinya
hujan, yang digambarkan dalam bentuk siklus hujan.
¡ Bagaimana lahirnya undang-undang
¡ Silsilah Nabi Muhammad SAW
1. Jenis
– Jenis Bagan
Terdapat beberapa jenis bagan,
diantaranya : bagan pohon, bagan arus, bagan alir, dan bagan waktu atau bagan
tabel.
a. Bagan pohon adalah bagan yang visualisasinya
menggambarkan suatu proses dari bawah atau dasar yang terdiri dari beberapa
akar menuju batang tunggal. Cabang-cabang tersebut menggambarkan perkembangan
serta hubungan. Misalnya bagan silsilah, lihatlah contoh di bawah ini :
b. Bagan Alir merupakan kebalikan dari bagan
arus. Bagan alir berfungsi untuk mempertunjukan bagaimana berbagai unsurn
penting dikombinasikan sehingga membentuk satu produksi. Bagan alir dapat
digunakan untuk memperlihatkan, saling ketergantungan dari berbagai unsur.
c. Bagan arus merupakan jenis media bagan yang
berfungsi untuk mempertunjukan fungsi, hubungan, dan proses. Misalnya materi
tentang proses kepemimpinan industri, proses penyulingan air mineral, proses
penambangan minyak bumi, proses pembuatan tahu dan sebagainya. Lihatlah contoh
bagan alir berikut ini :
2. Cara
Menggunakan Bagan dalam Pembelajaran
a. Pemilihan Bagan. Bagan yang akan disajikan di
kelas tentu saja harus berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Guru yang
kreatif dapat merancang bagan sendiri dengan terlebih dahulu menganalisis
materi dan mempersiapkannya untuk dibuat dalam bentuk bagan. Jika hal tersebut
tidak memungkinkan guru dapat memanfaatkan bagan yang sudah ada dengan cara
mencari bagan-bagan praktis yang sudah dibuatkan orang lain yang dijual secara
masal. Bagan yang baik haruslah memiliki
kesesuaian dengan materi tidak miss concept atau tidak terdapat
kesalahan-kesalahan konsep, data atau informasi. Selain itu harus menarik yang
ditandai dengan pemilihan warna yang tepat, harmonis dan tidak terkesan terlalu
rame. Informasi yang disajikan dalam bentuk teks memiliki keterbacaan tinggi (visual literacy) sehingga dalam jarak agak jauh
masih terbaca dengan baik.
b. Mempersiapkan ruang kelas. Sebelum
media bagan disajikan guru sebaiknya memperhatikan kondisi kelas. Apakah kelas
cukup cahaya? Karena bagan adalah media visual yang membutuhkan intensitas
cahaya di ruangan yang cukup. Perhatikan juga dimana bagan itu
akan di tempel? Hal ini penting karena tidak mungkin bagan terus dipegang oleh
guru saat guru menerangkan, namun perlu di tempel di dinding. Siapkan dinding
yang kosong mudah untuk menempelkan bagan tersebut dan pastikan posisinya dapat
dilihat dari semua arah.
c. Mempersiapkan siswa. Dalam
pembelajaran, siswa dapat didesain dengan berbagai macam pola pengaturan,
termasuk penggunaan bagan. Jika penggunaan bagan untuk siswa dalam kelompok
besar (big group) maka siswa dipersiapkan dengan
cara klasikal dan tidak perlu pengelompokan secara khusus. Sebaliknya jika
siswa perlu dikelompokan makan siapkanlah terlebih dahulu pola pengatuannya, berdasarkan
apa pengelompokannya, berapa jumlah masing-masing kelompoknya, dan sebagainya
sehingga jika pengaturan ini secara spontan dipikirkan oleh guru pada saat di
kelas akan menyita waktu. Dengan demikian guru perlu
memikirkannya dari awal sebelum pembelajaran dimulai.
d. Mempersiapkan pertanyaan dan penugasan yang mengaktifkan
siswa. Hendaklah guru mempersiapkan bentuk penugasan seperti
apa yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran dengan
menggunakan bagan tersebut. Bagan tidak berarti sepenuhnya milik guru sebagai
alat bantu untuk menjelaskan materi namun, pelibatan siswa untuk mencari konsep
dan pemahaman secara mendalam melalui interaksi aktif harus pula dipikirkan
oleh guru.
e. Penggunaan saat pembelajaran
berlangsung.
Tempatkan bagan sebagai pusat perhatian siswa, pengalaman belajar yang
diperoleh siswa sedapat mungkin di sajikan melalui bagan, oleh sebab itu
pastikan semua siswa dapat melihat secara jelas dan terlibat secara langsung.
Posisi guru berada pada tempat yang representatif, dengan tatapan mata yang terbagi
kesemua penjuru kelas, dengan antusiasme mengajar guru dapat mengaktifkan siswa
untuk belajar.
B. GRAFIK
Secara sederhana grafik dapat
diartikan sebagai media yang memvisualisasikan data-data dalam bentuk angka.
Grafik menggambarkan hubungan satu dua atau lebih data atau grafik dengan data
yang sama menggambarkan hubungan penting dari suatu data. Tujuan pembuatan
grafik adalah menunjukan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta
sederhana. Data-data dalam bentuk uraian deskriptif yang ruwet dann komplek
dapat disederhanakan dengan menggunakan grafik.
1. Jenis grafik
Terdapat beberapa jenis grafik
yang umum digunakan, yaitu : grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan
grafik bergambar.
a. Grafik Garis : Berfungsi untuk melukiskan
kecenderungan-kecenderungan atau menghubungkan dua ringkasan data, Jika ada
data yang berkelanjutan maka grafik garis cocok digunakan untuk memperlihatkan
perkembangan keberlanjutannya. Lihatlah contoh grafik garis di
bawah ini.
b. Grafik Batang : Grafik batang merupakan grafik
yang paling sederhana, mudah untuk dipahami serta menggambarkan data dalam
bentuk batang-batang baik secara vertikal dari atas ke bawah maupun secara
horizontal dari samping. Panjangnya batang menggambarkan
prosentase data, sedangkan lebarnya berukuran sama. Namun demikian data yang dapat
diperbandingkan tidak terlalu banyak maksimal delapan data. Untuk lebih
memperjelas pesan dan perbandingan antar batang diperlukan warna-warna yang
berbeda.
c. Grafik Lingkaran : Visualisasi data dibuat dalam
bentuk lingkaran. Cocok digunakan apabila guru akan menggambarkan tentang
pecahan angka atau bilangan dalam bentuk satuan, puluhan, ratusan dan
lain-lain. Misalnya pecahan dalam bentuk
tengahan, pertigaan dan perempatan. Lihat contoh berikut ini
2. Penggunaan Grafik dalam
Pembelajaran
o Grafik divisualisasikan dengan
bantuan objek dalam bentuk garis, batang dan gambar. Menampilkan pesan dala
bentuk-bentuk seperti itu mempermudah penyerapan informasi oleh siswa. Terlebih
jika gambar-gambar tersebut sudah dikenali siswa sebelumnya. Grafik paling baik
digunakan oleh dalam pembelajaran pada materi berupa ringkasan pelajaran
setelah siswa memperoleh informasi lain dari berbagai sumber baik buku atau
penjelasan sebelumnya dari guru sendiri.
o Para siswa tidak akan mengalami kesulitan dalam memahami
pesan yang disajikan melalui grafik, hal tersebut disebabkan karena grafik
sendiri bukan sesuatu yang asing bagi siswa. Mereka sebelumnya mungkin melihat
contoh grafik dari majalah, koran tabliod atau internet. Namun yang terpenting grafik menggambarkan
informasi secara ringkas.
o Memperoleh grafik sekarang ini bukanlah sesuatu yang
sulit. Sekedar mencarikan contoh grafik guru dengan mudah dapat memperolehnya
di majalah, koran, dan internet. Jika grafik ingin disesuaikan dengan materi,
maka dengan mudah guru dapat membuatnya sendiri. Terdapat beberapa program
aplikasi melalui komputer untuk membuat grafik dengan mudah. Guru tinggal
memasukan data, memilih bentuk grafik yang dikehendaki, memilih warna dan
langsung dapat memiliki grafik yang menarik. Misalnya membuat grafik mellaui program Microsoft
Word, Excel dan powerpoint.
C. KOMIK
Komik dapat didefinisikan
sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita
dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang untuk memberikan
hiburan kepada para pembaca. Pada awalnya komik diciptakan bukan untuk kegiatan
pembelajaran, namun untuk kepentingan hiburan semata.
Komik
dalam pembelajaran
Begitu
maraknya komik di masyarakat dan begitu tingginya kesukaan akan-akan terhadap
komik hal tersebut mengilhami untuk dijadikannya komik sebagai media
pembelajaran. Salah satu kelebihan dari komik seperti penelitian yang dilakukan
Thorndike, diketahui bahwa anak yang membaca komik lebih
banyak misalnya dalam sebulan minimal satu buah buku komik maka sama dengan
membaca buku-buku pelajaran dalam setiap tahunnya, hal ini berdampak pada
kemampuan membaca siswa dan penguasaan kosa kata jauh lebih banyak dari siswa
yang tidak menyukai komik.
Kelebihan komik yang lainnya
adalah penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi yang
divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga membuat
pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Hal inilah yang juga
menginspirasi komik yang isinya materi-materi pelajaran. Kecenderungan yang ada
siswa tidak begitu menyukai buku-buku teks apalagi yang tidak disertai gambar
dan ilustrasi yang menarik. Padahal secara emprik siswa cenderung lebih
menyukai buku yang bergambar, yang penuh warna dan divisualisasikan dalam
bentuk realistis maupun kartun. Komik pembelajaran diharapkan mampu
meningkatkan minat siswa untuk membaca sehingga pada akhirnya mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
D. POSTER
Salah satu kekuatan yang
tampak pada media grafis sebagai media penyampai pesan yaitu poster. Poster
mampu mempengaruhi perilaku, sikap dan tata nilai masyarakat untuk berubah atau
melakukan sesuatu. Hal yang membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh
orang yang melihat karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual dan
warna. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nana Sudjana (2005:51) bahwa poster
adalah media yang mengkombinasikan antara visual dari rancangan yang kuat
dengan warna serta pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang
lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya. Namun
demikian, di masyarakat poster lebih banyak digunakan untuk kepentingan
propaganda bisnis, promosi, sosial dan penanaman-penanaman nilai di masyarakat.
Misalnya poster yang bertema tentang dilarang merokok, hindari obat-obatan
terlarang, membeli produk dalam negeri, membeli produk sebuah perusahaan
tertentu, gerakan orang tua asuh, gerakan keluarga berencana, budayakan
membayar pajak, dan lain-lain. Dengan visualisasi yang kuat dan menyentuh,
banyak masyarakat yang tergerak hatinya untuk melakukan seperti yang di
informasikan dalam poster.
Kekuatan poster ini kemudian
dimanfaatkan pula untuk kepentingan pembelajaran, banyak poster-poster yang
sengaja di pasang dilingkungan sekolah baik di luar kelas atau di dalam kelas
yang bertujuan agar siswa dapat berperilaku positif, berdisiplin yang baik,
memiliki nilai positif dan memiliki pengetahuan tentang sesuatu hal. Misalnya :
poster tentang cara penanggulangan demam berdarah, poster tentang gaya hidup
bersih, poster tentang menghindari penggunaan obat terlarang, dan lain-lain.
Poster yang dibuat untuk
pendidikan dan pendidikan pada prinsipnya merupakan gagasan yang diwujudkan
dalam bentuk ilustrasi objek gambar yang disederhanakan yang dibuat dengan
ukuran besar. Tujuannya untuk menarik perhatian, membujuk, memotivasi atau
memperingatkan pada gagasan pokok, fakta atau peristiwa tertentu. Poster perlu
didesain dengan memperhatikan perpaduan antara kesederhanaan dengan dinamika
yang ada ditambah dengan warna yang mencolok dan kekontrasan yang tinggi
sehingga mudah terbaca dan menarik perhatian. Secara umum poster mmiliki
kegunaan, yaitu : (1) memotivasi siswa; dalam hal
ini poster dalam pembelajaran sebagai pendorong atau memotivasi kegiatan
belajar siswa. Pesan poster tidak berisi tentang informasi namun berupa ajakan,
renungan, persuasi agar siswa memiliki dorongan yang tinggi untuk melakukan
sesuatu diantaranya belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan,
bekerjasama, dan lain-lain. (2) peringatan; dalam hal ini poster berisi
tentang peringatan-peringatan terhadap suatu pelaksanaan aturan hukum, aturan
sekolah atau peringtan-peringatan tentang sosial, kesehatan bahkan keagamaan.
Misalnya “Buanglah sampah pada tempatnya”, atau “ Kebersihan sebagian dari
Iman”, “Sudahkah Anda shalat sebelum dishalatkan”, dan lain-lain. (3) Pengalaman kreatif. Proses belajar mengajar
menuntut kreatifitas siswa dan guru, pola pembelajaran klasikal yaitu siswa
hanya diberikan informasi dari guru saja, tidak membuat pembelajaran lebih baik
dan kreatif. Melalui poster pembelajaran bisa lebih kreatif, siswa ditugaskan
untuk membuat ide, cerita, karangan dari sebuah poster yang di pajang. Diskusi
kelas akan lebih hidup manakala guru menggunakan alat bantu poster sebagai bahan
diskusi.
Penggunaan
Poster dalam Pembelajaran
Menggunakan poster untuk
pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
(1) Digunakan sebagai bagian dari
kegiatan belajar mengajar, dalam hal ini poster digunakan saat guru menerangkan
sebuh materi kepada siswa, begitu halnya siswa dalam mempelajari materi
menggunakan poster yang disediakan oleh guru. Poster yang digunakan ini harus
relevan dengan tujuan dan materi. Poster disediakan guru baik dengan cara
membuat sendiri maupun dengan cara membeli / menggunakan yang sudah ada. Dalam
penggunannya poster di pasang di tengah kelas pada saat dibutuhkan dan di
tanggalkan lagi setelah pembelajaran selesai. Misaknya guru membelajarkan siswa
tentang teknik menulis karangan naratif tentang pentingnya buang sampah pada
tempatnya. Kemudia guru memasang sebuah poster tentang akibat membuang sampah
sembarangan. Guru menugaskan siswa untuk mengamati poster tersebut lalu
kemudian siswa diperintahkan untuk membuat karangan berdasarkan poster
tersebut.
(2) Digunakan di luar pembelajaran
yang bertujuan untuk memotivasi siswa, sebagai peringatan, ajakan, propaganda
atau ajakan untuk melakukan sesuatu yang postitif dan penanaman nilai-nilai
sosial dan keagamanaan. Dalam hal ini poster tidak digunakan saat pembelajaran
namun di pajang di dalam kelas atau disekitar sekolah di tempat yang strategis
agar terlihat dengan jelas oleh siswa. Misalnya ajakan untuk rajin menabung,
senantiasa membuang sampah pada tempatnya, mengingatkan untuk melaksanakan
ibadah, tidak mencontek, dan lain-lain. Perbedaan antara poster yang digunakan
dalam pembelajaran dan diluar pembelajaran tidak memiliki perbedaan yang
mendasar. Perbedaannya hanya pada penyimpanan, dan tema-tema yang dipilih,
untuk poster pembelajaran biasanya mengangkat tema-tema yang spesifik sesuai
dengan kurikulum, sedangkan poster untuk pajangan biasanya menggunakajn
tema-tema umum dan universal sehingga tidak lapuk oleh zaman. Kedua jenis
poster tersebut jika dilihat dari teknik dan prinsip-prinsip pembuatannya sama
tidak memiliki perbedaan.
E. MEDIA FOTO
Foto merupakan salah satu
media pembelajaran yang cukup populer dan sudah lama digunakan dalam
pembelajaran. Hal ini karena foto cukup praktis, sederhana, mudah digunakan
tidak membutuhkan alat proyeksi dan tidak membutuhkan peralatan tambahan. Media
foto termasuk kategori gambar diam (still picture) artinya sajian visual dalam
foto tidak bergerak. Foto dapat digunakan untuk pembelajaran secara individual,
kelompok kecil atau juga kelompok besar.
Penggunaan
Foto dalam Pembelajaran
1. Pergunakanlah foto untuk tujuan-tujuan pembelajaran
yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung
penjelasan inti atau pokok-pokok pembelajaran. Sebab tujuan pokok itu akan mengarahkan siswa kejelasan materi,
keyterlibatan media secara langsung dengan materi dan ketertarikan siswa
terhadap materi pembelajaran semakin tinggi.
2. Memadukan foto dengan bahan belajar yang lainnya. Bahan
belajar yang biasa digunakan siswa diantaranya buku, modul, makalah, LKS, CD
pembelajaran, poster dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut perlu dilengkapi
dengan foto yang berisi ibjek realistis, dengan demikian akan menambah jelas
bahan-bahan ajar tersebut, menghindari persepsi yang beragam, dan menarik minat
belajar siswa. Misalnya buku dilengkapi dengan
ilustrasi foto, CD interaktif disisipi foto, begitu juga pembelajaran langsung
(face to face) guru sesekali menunjukan foto yang ada kaitannya dengan materi
yang diajarkan.
3. Pergunakanlah gambar sesuai kebutuhannya tidak terlalu
banyak, namun memiliki relevansi tinggi dengan materi yang sedang
diajarkan. Jumlah
gambar yang sedikit namun terpilih akan lebih baik dari pada gambar yang banyak
tetapi kurang memberikan makna. Ilustrasi foto yang berlebihan justru akan
menganggu konsentrasi dan fokus perhatian siswa akan terbagi kepada
gambar-gambar tersebut. Jadi yang terpenting adalah
pemusatan perhatian pada gagasan utama.
4. Kurangilah penambahan
kata-kata pada ilustrasi foto. Foto sangat penting dalam mengembangkan kata-kata
atau cerita atau gagasan baru. Misalnya pada pelajaran sejarah, siswa dengan
mengamati gambar-gambar candi gaya Jawa Tengah dan Jawa Timur menjelaskan
mengapa bentuknya tidak sama apa ciri-ciri yang membedakan satu dengan yang
lainnya. Gurun pasir misalnya, mungkin tidak begitu dikenali oleh siswa yang
berada didaerah pegunungan tropis, begitu juga dengan istilah mall tidak akrab
di telinga siswa yang berada didaerah terpencil. Dengan menggunakan foto itulah
siswa akan memperoleh kejelasan informasi verbal. Guru seyogiannya menyadari
bahwa dengan mengurangi deskripsi kata-kata atau verbal kepada foto-foto
yang ditunjukannya akan dirasakan manfaatnya terutama bagi para siswa pemula
belajar membaca.
5. Pembelajaran mandiri melalui
fotonovela. Fotonovela adalah pengemasan media foto yang digabungkan dengan
format novel atau cerita. Dalam hal ini foto tidak sajikan untuk menjelaskan
satu materi secara terpisah-pisah seperti halnya pada foto label, namun foto
merupakan bagian dari sebuah alur cerita. Porsi antara cerita dalam bentuk teks
dengan sajian foto lebih banyak sajian foto, teks hanya mempertegas alur
ceritanya saja. Fotonovela dapat digunakan oleh siswa untuk mempelajari sebuah
materi secara individual atau belajar mandiri. Misalnya fotonovela tentang
ciri-ciri mahluk hidup, pencemaran di lingkungan kita, proses pembuatan kertas
daur ulang dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar