PENGGUNAAN
MEDIA ELEKTRONIK
A. OVERHEAD PROJECTOR
1. Fungsi OHP
Pada dasarnya Overhead Projector (HP) atau Over
Head Transparancy (OHT) berguna untuk memproyeksikan transparan ke arah layar
yang jaraknya relatip pendek, dengan hasil gambar/tulisan yang cukup
besar. Proyektor ini direncanakan
dibuat untuk dapat digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang
normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.
OHP/OHT secara umum digunakan
untuk:
a. Pengganti papan tulis dengan
menggunakan pen khusus yang dituliskan pada lembaran transparan/plastik
(acetate) atau gulungan transparan (scroll).
b. Tempat
menunjukkan/memproyeksikan transparan yang telah disiapkan sebelumnya.
c. Tempat menunjukkan bayangan
(silhoutte) suatu benda.
d. Tempat menunjukkan model-model
barang kecil baik dalam bentuk
gerak atau diam.
e. Untuk mendemonstrasikan suatu percobaan. Contoh : bagaimana gaya magnit bekerja terhadap serbuk besi.
f. Untuk menunjukkan diagram
aliran suatu sistem tertentu. Contoh : dengan filter khsus dapat ditunjukkan
diagram aliran suatu cairan.
g. Untuk memperlihatkan suatu
sistem tertentu. Contoh : kecepatan membukanya rana pada alat photo/tustel
model S. L. R (single lens reflect).
2.
Jenis-jenis OHP
Overhead projector sampai saat
ini ada 2 macam, yaitu :
a. OHP type standard (standar lecture haal type)
b. OHP type portable ( ringan, mudah
dibawa)
3. Bagian-bagian Pokok OHP dan Cara
Kerjanya
Saat ini walaupun banyak type
dan merk OHP yang dipergunakan, namun bagian-bagian pokok dari OHP tersebut
pada prinsipnya sama. Di bawah ini
akan dijelaskan bagian pokok dan cara kerja dari OHP.
a. Kepala Proyektor (Proyector
Head).
b. Kepala Projektor adalah suatu bagian yang berisi lensa-lensa
objektive dan kaca pemantul untuk mengarahkan sinar ke arah layar.
c. Pengontrol Focus (Focus Cotrol)
d. Dengan memutar-mutar bagian ini kepala proyektor akan
bergerak naik/turun untuk memperjelas (memfocus) gambar pada layar).
e. Tempat
transparan/benda yang akan diproyeksikan (projection stage).
f. Lensa
fresnel (fresnel
lens), yaitu kondensor khusus yang berguna untuk memusatkan cahaya yang
memancar dari lampu ke arah kepala proyeksi.
g. Scroll atau
rol penggulung transparan.
¡ Lampu (projection lamp).
¡ Pemantul (reflector).
¡ Kipas pendingin (van).
¡ Rumah/badan proyektor.
¡ Switch/saklar pengatur untuk menghidupkan dan mematikan
lampu dan motor pada kipas.
Dari
bagian-bagian pokok di atas dapat dijelaskan cara kerja OHP type model stanrd
dan model portable, seperti pada gambar di bawah ini. Posisi / Letak Layar
Dengan Ohp. Posisi layar dan letaknya juga harus diatur, sehingga gambar pada
layar tidak miring atau sebagian mengecil. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengatur sinar yang dipancarkan dari proyektor jatuh tegak lurus pada layar. Apabila penyimpanan proyektor
tidak sejajar dengan layar akan menimbulkan distorsi bayangan. Ada dua kemungkinan distorsi
yaitu distorsi horizontal dan distorsi vertikal. Distorsi vertikal disebabkan
penyimpanan proyektor terlalu tinggi dari layar (distorsi kebawah) atau terlalu
ke bawah dari posisi layar (distorsi ke atas). Sedangkan distorsi horizontal
disebabkan oleh penyimpanan proyektor terlalu ke kiri atau terlalu ke kanan dari
posisi layar.
4.
Teknik-Teknik Penyajian
1. Pada waktu penggunaan OHP,
guru dapat melakukannya sambil berdiri. Pada waktu posisi berdiri guru jangan
menutup OHP terhadap layar maupun menghalangi pandangan siswa terhadap layar.
2. Bila switch/saklar kipas
pendinginan dan lampu ditekan, segera sinar OHP menimpa layar. Aturlah posisi
yang sebaik mungkin agar gambar pada layar tidak miring atau kurang
datar/simetris.
3. Pada waktu menjelaskan pada
transparan di OHP, gunakan penunjuk (pointer) atau pensil ke arah bagian-bagian
penting yang sedang disajikan.
4. Bila selesai tiap tahap
penyajian penggunaan OHP dan guru akan menjelaskan lebih lanjut, matikan
terlebih dahulu OHP dan alihkan perhatian siswa dari layar kembali ke guru.
5. Penjelasan lebih lanjut
mengenai hal-hal penting perlu ditekankan pada waktu penyajian. Hal-hal yang
rumit (complex) perlu disajikan dengan menggunakan teknik berlapis (overlay)
atau memakai penutup (masking) dan membukanya sedikit demi sedikit.
6. Presentasi dengan menggunakan
OHP, untuk membuat penampilan yang lebih menarik.
5. Penggunaan OHP
a. Dengan alat
penunjuk
b. Dengan
menggunakan pensil atau pointer, guru dapat menekankan perhatian siswa pada
hal-hal yang dipentingkan. Penunjuk diletakkan di atas transparansi bukan
layar.
c. Menulis
langsung
d. Menulis di
atas transparan pada waktu menyajikan sangat menarik perhatian bahkan pada
transparan yang telah disiapkan sebelumnya, dapat ditambahkan tulisan, pada waktu
penyajian dengan pen khusus. Pen yang digunakan mempunyai spesipikasi warna,
ukuran ( kecil, sedang dan besar) dan jenis (prmanen dan solubel).
e. Menunjukkan
dengan membuka sedikit demi sedikit
f. Teknik ini
penting untuk mengontrol siswa agar hanya memperhatikan masalah yang disajikan
secara urut, dengan menutup bagian yang belum diproyeksikan.
g. Menjelaskan cara kerja benda
1. Guru dapat menjelaskan cara
kerja benda yang kecil, diletakkan di atas OHP, sehingga benda kerja tersebut
dapat dilihat dengan jelas bagaimana letak dan kerja benda yang diproyeksikan.
h. Menunjukkan benda dengan ukuran
kecil
i. Dapat juga
menjelaskan/ menunjukkan roda gigi yang ukurannya terlalu kecil, sehingga dapat
didemonstrasikan putaran roda gigi.
j. Penyajian
dengan tumpang tindih (Overlay)
k. Konsep ide
yang rumit dapat disederhanakan dengan cara seperti ini. Lembar transparan
pertama yang telah termuat ide dasar. Ide keterangan berikutnya dapat
ditumpangkan pada transparan pertama, sehingga akan memperjelas dari urutan
penyajian tersebut.
l. Menghidupkan dan mematikan
m. Dengan menswitch saklar on-off
yang terdapat pada OHP perhatian siswa akan dapat diarahkan, bila mematikan
lampu siswa akan mengarahkan perhatian kepada guru dan bila lampu dihidupkan
kembali perhatian siswa akan terbawa pada layar.
6.
Membuat Overhead Transparansi (OHT)
Dalam
membuat transparan banyak cara yang dipergunakan dari yang sederhana sampai
yang rumit atau memakai alat pembuat/untuk mengkopy transparan yang disebut
“transparan maker” cara pembuatan transparan adalah sebagai berikut:
a. Langsung pada Transparan (acatate)
Bahan dasar transparan berupa
sejenis plastik tipis yang disebut acetate dijual dipasaran dalam kemasan 100
lembar dengan tebal 2 atau 3 macam yang berbeda. Yang umum dipakai dengan DIN –
A.4, 210 x 297 mm dengan tebal 0,08 mm. Pembuatan langsung pada transparan dapat dikerjakan
2 cara yaitu:
1. Menuls/melukis dengan pen khusus
yang berwarna warni (Transparance pen)
2. Menggunakan set huruf (lettering
set) atau sering disebut rugos.
3. Dalam prakteknya dua cara
diatas dikombinasikan atau dipakai secara bersama untuk menghasilkan transparan
yang telah direncanakan terlebih dahulu.
b. Membuat transparan dengan cara
Reproduksi
Yang dimaksud dengan
reproduksi disini adalah memperbanyak dengan gambar/tulisan/isi yang persis
sama. Alat reproduksi yang banyak dipakai adalah mesin foto copy, dan termofax .
Untuk membuat transparan jenis
ini diperlukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
1). Membuat
lembar asli (original) yang umumnya disebut “Master” ditulis/diberi ilustrasi
dengan alat tulis yang berkadar karbon tinggi, misalnya tinta cina. Untuk
membuat transparan pada bahan asetat biasanya masker harus dibuat dengan karbon
khusus (master dapat di foto copy).
2). Siapkan mesin pembuat
transparan (transparency copy maker) . mesin pembuat transparan
bentuknya hampir sama dengan mesin di fhoto copy biasa.
3). Siapkan film pembuat
transparan (tersedia dalam beberapa jenis dan warna). Film ini ada 2 (dua)
macam yaitu:
¡ Film proses panas ada 2 permukaan, yang mengkilap dan
buram. Untuk siap masuk mesin transparan, bagian buram harus ditempelkan
langsung pada gambar/tulisan pada master. Pada produk 3 M biasanya diberi tanda
potongan sudut pada transparannya.
¡ Asetat biasa dengan menggunakan karbon khusus. Master
dibuat pada suatu kertas merupakan tindasan dengan karbon khusus dari
gambar/ilustrasi yang direncanakan.Pemasangan pada mesin, seperti untuk pemasangan
film.
¡ Atur tombol pengatur buat penyinaran (yang
mempengaruhi gelap/terangnya
hasil photo copy; pada umumnya pada kedudukan menengah. Hidupkan
mesin/motornya, coba lebih dahulu dengan guntingan film transparan kecil untuk
mengecek hasilnya/kerjanya.
Kalau semua persiapan sudah
dilakukan, berikut adalah langkah membuatnya:
¡ Susun bahan transparan dengan masternya. Master menghadap
ke atas dan bersinggungan langsung dengan bahan. Untuk pembuatan dengan jenis
transparan film, letakan film tersebut dengan yang buram melekat langsung
diatas master.
¡ Masukan kedalam mesin pembuat transparan, pasangan bahan
dan master diatas tertarik masuk kedalam mesin dan akan segera keluar kembali.
¡ Setelah keluar dari mesin, pisahkan antara master dan
transparannya. Untuk transparan jenis bahan biasa, langsung transparan tersebut
siap pakai, tetapi untuk jenis film transparan tranparex (dari agfa gevaert),
langkah ini belum selesai dilanjutkan dengan: Film hasil mesin copy ini dicuci
dalam air dengan mesin khusus transparex dengan segera. Waktu memasukan film,
bagian yang mengkilat menghadap keluar (kebawah). Bila sekali dimasukan
hasilnya kurang bersih, proses ini diulang-ulang 3 atau 4 kali. Bila tetap
belum bersih, proses pada 2) (masuk mesin copy) harus diulang kembali dengan
pengaturan pengaturan (setel dial controlnya) kearah “lighter”/kurang
penyinaran. Bila hasil terlalu tipis (lemah), setel kearah “darker”. Pada gambar
diperlihatkan gambar-gambar dari hasil penyinaran yang terlalu kuat, yang tepat
dan penyinaran yang terlalu lemah. Untuk memudahkan penyimpanan dan
pemakaiannya, hasil transparan diberi bingkai khusus yang dapat disimpan dalam
map tebal (ordner).
B.
MEDIA AUDIO
Penggunaan
media audio dalam pembelajaran sudah cukup lama dilakukan, hal ini disebabkan
karena dalam komunikasi sehari-hari pemanfaatan audio menjadi bagian penting.
Lihatlah bagaimana orang berkomunikasi melalui telpon, hand phone, radio
siaran, tave recorder, handy talkie dan lain-lain. Media audio dapat diartikan
sebagai bahan pembelajaran yang disajikan dalam bentuk auditif yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi
proses belajar mengajar (Nana Sudjana, 2005:129). Penggunaan media audio untuk
pembelajaran diantaranya :
1. Radio pendidikan. Radio bersifat penyiaran secara
langsung kepada masyarakat luas bahkan sering disebut mass media, memiliki
jangkauan luas, memiliki jadwal siaran tetap. Penggunaan radio untuk
pembelajaran sudah lama digunakan terutama untuk pendidikan jarak jauh dan
pendidikan terbuka misalnya SMP terbuka. Penggunannya adalah pada jam tertentu
yang sudah dijadwalkan informasi baik langsung maupun hasil rekaman disiarkan
melalui radio dan siswa mendengarkannya dengan seksama yang dilengkapi juga
dengan modul. Media ini cukup efektif untuk menjangkau siswa dengan latar
geografis yang tersebar dan sulit terjangkau.
2. Alat perekam. Alat perekam sekaligus berfungsi
untuk memperdengarkan audio (player) pada umumnya menggunakan tape
yang menggunakan bahan pita magnetik atau kaset audio. Sesuai perkembangan
teknologi, saat ini alat perekam audio sekaligus player menggunakan data dan
proses digital, misalnya iPod, MP3 player bahkan handphone yang dilengkapi
radio dan audio player. Kedua jenis player tersebut dapat digunakan untuk
pembelajaran. Materi pelajaran terlebih dahulu disiapkan kemudian direkam dan
disajikan baik di kelas classical dengan jumlah siswa banyak maupun
untuk belajar secara mandiri. Materi pelajaran yang dapat disajikan diantaranya
: pembelajaran music literacy (pembacaan sajak), kegiatan dokumentasi,
pembelajaran bahasa asing, dan materi-materi lain yang memungkinkan untuk
disajikan melalui media radio.
3. Laboratorium bahasa. Laboratorium bahasa adalah alat
untuk melatih siswa mendengarkan dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan
menyajikan materi pelajaran yang dipersiapkan sebelumnya, media yang digunakan
adalah alat perekam. Dalam laboratorium bahasa, siswa duduk sendiri-sendiri di
dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang
duduk diruang kontrol lewat hadphone. Pada saat dia menirukan ucapak guru dia
juga mendengarkan suaranya sendiri lewat handsheetnya. Sehingga dia dapat
membandingkan suara gurunya dengan suaranya dan dapat memperbaiki kesalahannya.
C. MULTIMEDIA PROJECTOR
1. Perangkat
Presentasi
Ada berbagai jenis perangkat presentasi yang kini
banyak digunakan untuk pembelajaran, mulai dari OHP, sampai media yang lebih
canggih dari OHP, misalnya visualizer, atau proyektor video, mulai dari yang
berteknologi tabung (CRT - Cathode Ray Tube) maupun solid state (LCD, DLP,
D-ILA, dan LCOS). Meski kini jarang terlihat,
toh OHP masih bisa dibilang memiliki keunggulan, seperti materi presentasi bisa
Anda ubah saat itu juga. Atau, bilamana ada masukkan dari audiens, Anda bisa
langsung mencantumkannya ke bahan presentasi Anda. Hanya sayangnya, OHP masih
memerlukan medium berupa kertas transparan, yang belum tentu bisa menyajikan
tampilan visual yang bisa memukau audiens Anda. Ada kalanya Anda ingin
menampilkan bahan-bahan presentasi dengan mengutip dari sebuah text book, atau
dari dokumen-dokumen lama milik Anda, yang tidak sempat Anda pindahkan ke
transparan. Atau, Anda seorang dosen elektronika dan ingin menampilkan suatu
obyek tiga dimensi, misalnya sebuah printed circuit board (PCB) ke hadapan
mahasiswa Anda, namun Anda tidak sempat memotretnya. Jelas, OHP tidak mungkin
melakukan itu semua. Kemudian, muncul perangkat presentasi yang disebut
visualizer, atau lebih lengkapnya video visualizer document camera. Perangkat
presentasi, yang sebenarnya lebih mirip dengan perangkat imaging capture ini
tidak hanya mampu menampilkan transparansi, tetapi juga dokumen-dokumen kertas,
obyek-obyek 3D, atau film negatif maupun positif sekalipun. Untuk output-nya,
visualizer mampu menampilkan bahan presentasi ke monitor video atau proyektor.
Bahkan, untuk beberapa tipe visualizer dari pabrikan tertentu, fungsi-fungsi
dari visualizer dan proyektor digabung dalam satu perangkat. Sayangnya,
visualizer merupakan perangkat statis, tidak portable, sehingga tidak mudah
dibawa ke mana-mana.
Jika Anda ingi menjadi guru
yang melek teknologi dan dapat menampilkan presentasi lebih menarik, multimedia
projector mungkin menjadi pilihan utama. Dulu, mungkin Anda sudah akrab dengan
proyektor CRT, sebuah perangkat proyektor bertubuh tambun berteknologi tabung,
lengkap dengan tiga lensa di depannya. Sudah barang tentu perangkat semacam itu
tidak mudah untuk dibawa-bawa, karena beratnya saja bisa mencapai 75 kilogram!
Biasanya, penempatan proyektor CRT bersifat permanen, misalnya di ruang-ruang
kelas, auditorium maupun di ruang bioskop pribadi. Namun, perkembangan
teknologi, terutama teknologi digital yang terus meningkat, proyektor pun
mengalami sentuhan digital. Kini, hampir sebagian besar pasar proyektor
dikuasai oleh proyektor digital. Mulai dari yang berteknologi LCD (Liquid Crystal Display), DLP (Digital Light Processing), sampai teknologi terbaru yang
kini tengah beranjak populer, LCOS (Liquid Crystal on Single Crystal Silicon). Tidak heran, karena proyektor digital ini memang
bobotnya relatif ringan, dan harganya pun relatif jauh di bawah proyektor CRT. Untuk melakukan mengajar sudah sangat memungkinkan
guru untuk menggunakan Multimedia Projector atau lebih dikenal dengan LCD
Projector
2.
Kelebihan Multimedia Projector
Pertanyaan ini lebih
menekankan mengapa menggunakan istilah multimedia? Sebab multimedia
projector adalah sebuah alat proyeksi yang mampu menampilkan unsur-unsur media
seperti gambar, teks, video, animasi, video baik secara terpisah maupun
gabungan diantara unsur-unsur media tersebut dan dapat dikoneksikan dengan
perangkat elektronika lainnya seperti komputer, TV, Kamera, VCD/DVD Player,
Video Player dll. yang dapat digunakan untuk kegiatan presentasi, pembelajaran,
pemutaran film, dll. Multimedia projector dapat dikoneksikan dengan perangkat
media yang lain seperti komputer (PC), Laptop, VCD?DVD player, kamera, dan lain-lain.
Koneksi dengan berbagai media tersebut sangat
memungkinkan tergantung dari ada atau tidaknya fasilitas sambungan dari
masing-masing media tersebut apakah menggunakan kabel RCA, S-Video, USB,
Pierwire, komputer dll.
3. Karakteristik Multimedia Proyektor
Masing-masing teknologi
proyektor memiliki kelebihan dan kekurangannya. Namun, secara umum, kualitas
gambar yang diproyeksikan, apapun teknologinya, sangat tergantung pada
karakteristik resolusi, kecerahan, warna dan contrast ratio-nya.
¡ Resolusi. Resolusi adalah jumlah pixel yang
dapat dihasilkan, yang diekspresikan sebagai resolusi pixel horizontal dan
vertikal. Resolusi “sesungguhnya” dari sebuah proyektor adalah jumlah pixel
maksimum yang dapat diproyeksikannya. Semakin tinggi tingkat resolusinya,
semakin tinggi detil gambar yang dapat ditampilkannya (lihat Tabel 1).
Berbicara mengenai tren resolusi proyektor, sebagian besar kini mulai beralih
ke resolusi XGA (1024x768). Sebelum ada XGA terdapat VGA
(480X640), SVGA (800X600)
¡ Kecerahan. Tingkat kecerahan (brightness)
adalah ukuran luminansi (atau cahaya yang diterima) yang biasanya diukur dalam
satuan ANSI (American National Standard Institute) lumens. Semua proyektor
menggunakan sebuah lampu untuk menciptakan cahaya proyeksi. Keefisienan desain
proyektor sangat menentukan seberapa besar brightness loss secara internal.
Sebuah proyektor berlumens tinggi umumnya berharga lebih tinggi dibandingkan
yang berlumens rendah. Ukuran lumens ini juga sangat tergantung pada kebutuhan,
misalnya. tingkat kecerahan cahaya di dalam suatu ruang
¡ Warna. Warna adalah ukuran dari corak
dan saturasi cahaya. Sebuah proyektor yang baik harus mampu mereproduksi secara
akurat warna-warna yang dikirim dari sumber. Sebuah proyektor mencampurkan
warna-warna merah, hijau dan biru (atau cyan, magenta, kuning, dan hitam dalam
kasus skema warna CMYK) untuk mereproduksi warna-warna lainnya.
¡ Contrast
Ratio. Contrast ratio adalah ukuran perbandingan antara
warna hitam dan putih. Tingkat contrast ratio yang tinggi merupakan indikasi
mengenai seberapa baik suatu gambar bisa tampil baik di layar proyeksi,
khususnya dalam hal kehalusan detil warna. Biasanya
diukur dengan dua metoda, Full On/Off dan ANSI. Jadi, bila Anda hendak
membandingkan contrast ratio dua buah proyektor, pastikan keduanya menggunakan
metoda yang sama. Umumnya, metoda Full On/Off
memberikan nilai contrast ratio yang lebih tinggi dibandingkan ANSI.
Di pasaran kini banyak
dijumpai berbagai jenis proyektor digital dengan berbagai jenis teknologi dan
karakteristik yang sangat bervariasi. Namun, untuk presentasi, orang kini
cenderung memilih proyektor digital, karena selain kualitasnya mampu
menampilkan gambar yang baik, bobotnya pun ringan, sehingga mudah dibawa. Tidak
seperti proyektor CRT yang membutuhkan teknisi trampil untuk men-setting-nya,
proyektor digital relatif sangat mudah dioperasikan. Harganya (meski dirasakan
masih tinggi untuk ukuran kantong), tetapi masih jauh di bawah proyektor CRT.
Bila Anda tetap memutuskan untuk menggunakan OHP, itu sah-sah saja, karena
ujung-ujungnya toh tingkat kebutuhan dan kemampuan fulus Anda juga yang akan
berbicara.
4. Cara
Penggunaan Multimedia Projector
a. Cara menginstalasi Projector. Dalam menginstalasi prokector
sebelum digunakan, sebaiknya posisi projector dan komputer (atau media lainnya)
dalam keadaan mati, hindari pemasangan komputer pada projector dalam keadaan
menyala, atau juga sebaliknya. Kalau komputer yang lebih dulu menyala, maka
sebaiknya komputer di restart untuk kemudian dipasang dan baru dinyalakan lagi.
b. Pada saat mematikan projector, dapat menggunakan remote dengan
menekan tombol on/off, ditekan dua kali sehingga muncul pertanyaan turn off your projector? Kemudian tekan, maka lampu akan
mati.
c. Perhatian !! dalam mencabut saluran listrik dari projector, lampu projector harus sudah
berwarna merah, yang menunjukan siap untuk dimatikan (standby). Ingat dalam keadaan aktif
lampu indikator dalam projector berwarna hijau. Jangan sekali-kali mencabut
listrik sementara lampu masih menyala atau kipas blower yang ada dalam
projector masih aktif. Kesalahan dalam mematikan projector ini akan berakibat
putusnya lampu projector. Apabila putus, maka lampu dapat diganti dengan
membuka penyimpanan lampu dan digantikan dengan yang baru
d. Kondisi Lensa, Lensa projector yang berada di
depan harus dalam keadaan bersih. Cara membersihkannya dapat menggunakan bahan
spon (kain lembut ) yang tidak mengandung banyak lemak, hindari sentuhan langsung
dengan tangan tanpa diberi alas, Sebab lemak yang ada di tangan akan menempel
pada lensa, dan akan mengalami kesulitan untuk kembali membersihkan.
e. Tutup Lensa, untuk menghindari lensa tidak
cepat kotor atau terhindar dari benturan, maka
sebaiknya selain dalam keadaan digunakan tutup lensa dalam keadaan tertutup.Tutup lensa biasanya agak kurang
diabaikan sebab ukurannya kecil tetapi fungsinya cukup tinggi, maka untuk
menghindari supaya tutup lensa itu tidak hilang gunakanlah tali yang
menghubungkan antara tutup lensa dengan tali.
f. Ventilasi. Pada setiap LCD projector
terdapat ventilasi udara yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara yang
keluar dan masuk. Sirkulasi ini diatur oleh blower yang ada di dalam LCD.
Fungsi Blower ini untuk menstabilkan suhu LCD supaya tidak panas yang
bersumbner dari lampu. Oleh sebab itu, pastikan ventilasi selalu dalam keadaan
bersih dari kotoran atau debu dan juga biarkan terbuka jangan ditutupi oleh
apapun misalnya lakban, solasi dll.
G Tas LCD, untuk pengamanan saat membawa LCD, tidak
sembarangan menggunakan tas, tetapi menggunakan tas yang didesain khusus
sehingga apabila terjadi benturan kondisi LCD dapat terjaga, tas yang baik
untuk LCD biasanya dilapisi dengan busa yang agak tebal. Dap[at membuat sendiri
atau membeli. Biasanya apabila kita membeli berikut dengan tasnya secara free.
h. Koneksi Kabel. Membersihkan koneksi kabel cukup
penting untuk menjaga serat kabel agar tidak rusak, selain itu dalam membuka
dan memasang kabel, sebaiknya hati-hati. Kecerobohan dalam memasang dan membuka
kabel berakibat putusnya salah satu serat dalam kebel yang akan berakibat fatal
terhadap tampilan proyeksi.
i. Lipatan Kabel. Pada saat melipat kabel LCD atau
kabel komputer sebaiknya tidak terlalu menukik atau terlelu berlipat,
buatlah lipatan kabel agak besar. Cara melipat kabel ini akan mempengaruhi
kekuatan kabel, jika lipatannya terlalu kecil maka serat yang ada di dalam
kabel tersebut akan cepat rusak bahkan bisa putus yang berakibat tidak
normalnya kondisi LCD Projector
j. Gunakan UPS/ Stabilizer. Kerusakan LCD Projector pada
umumnya sering terjadi diakibatkan karena mati listrik secara mendadak pada
saat projector sedang bekerja (menyala). Keseringan mati listrik secara
mendadak akan mengakibatkan putusnya lampu dan kerusakan sistem (konsleting). Untuk mengatasinya sebaiknya
koneksi listrik sebaiknya menggunakan UPS untuk menyimpan arus listrik
sementara, sehingga apabila listrik mati masih sempat untuk mematikan secara
normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar