/* Kotak Banner ===================== */ #Box-Banner-ads { margin: 0px; padding: 5px; text-align: center; } #Box-Banner-ads img { margin: 0px 8px 4px 0px; padding: 3px; text-align: center; border: 3px outset #c0c0c0; } #Box-Banner-ads img:hover { margin: 0px 8px 4px 0px; padding: 3px; text-align: center; border: 3px inset #333; }

Jumat, 19 Desember 2014

Teknik Penggunaan Media Belajar

TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. PENDAHULUAN
Sebagai seorang guru pasti pernah mengalami kesulitan dalam menjelaskan suatu materi pelajaran kepada siswanya. Hal ini karena perbedaan daya tangkap peserta didik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga terkadang membuat guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi. Kadang terselip dibenak seorang guru mengenai beberapa cara yang mungkin bisa mengatasi kesulitan tersebut. Namun pada saat cara tersebut digali lagi, maka akan menimbulkan berbagai pertanyaan, apakah cara yang diambil sudah merupakan cara yang paling efektif atau tidak. Beberapa cara yang mungkin seperti, sebagai informasi verbal, berupa pengalaman nyata, dan informasi melalui media. Dari ketiga cara tersebut, cara yang ketiga merupakan cara yang paling bijaksana dilakukan. Media merupakan cara yang lebih efektif dan efisien dalam pembelajaran karena lebih real disajikan dihadapan seluruh peserta didik. Untuk memperoleh nilai efektifitas yang tinggi dari sebuah media pembelajaran tidaklah mudah. Guru harus memahami cara dan teknik dalam menggunakan media tersebut dengan baik dan benar. Sehingga peserta didik mampu menangkap materi yang sedang diajarkan oleh guru. Oleh sebab itu, dalam makalah ini penulis akan mengkaji teknik penggunaan media pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana aplikasi penggunaan media pembelajaran berdasarkan tempatnya?
2. Bagaimana aplikasi penggunaan media pembelajaran secara terprogram?
3. Bagaimana aplikasi penggunaan media pembelajaran secara tidak terprogram?
4. Apa saja variasi penggunaan media pembelajaran?


C. PEMBAHASAN
1. Penggunaan Media Berdasarkan Tempat
Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar, baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas. Dalam artian media yang digunakan untuk pembelajaran tidak selalu identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional, namun proses belajar tanpa kehadiran guru dan lebih mengandalkan media termasuk dalam kegiatan pembelajaran.  Misalnya e-learning, pembelajaran individual dengan CD interaktif, video interaktif. Berdasarkan tempat penggunannya, terdapat beberapa teknik penggunaan media pembelajaran, yaitu :
a. Penggunaan Media di Kelas
Pada teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media, guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal tersebut, ialah tujuan, materi dan strategi pembelajaran. Yang terpenting adalah media disajikan dalam ruang kelas dimana guru dan siswa hadir bersama-sama berinteraksi secara langsung (face to face). Tentu saja media yang dapat digunakan di kelas adalah yang memungkinkan dilihat dari sisi biaya, berat dan ukuran, kemampuan siswa dan guru untuk menggunakannya, dan tidak membahayakan bagi penggunannya. Dalam konteks ini media harus praktis, ekonomis, mudah untuk digunakan (user friendly).
b. Penggunaan Media di Luar Kelas
Dalam hal ini media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun digunakan oleh siswa sendiri tanpa adanya instruksi guru atau melalui pengontrolan oleh orang tua siswa. Penggunaan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu penggunaan media terprogram dan penggunaan media secara tidak terprogram.

2. Penggunaan Media Secara Terprogram
Penggunaan media secara terprogram adalah bahwa media tersebut digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku.  Apabila dengan adanya media menjadikan guru mampu mengorganisasikan audience  dengan baik maka audience tersebut mampu menggunakan media secara teratur, berkesinambungan dan mengikuti pola belajar mengajar tertentu.
Biasanya siswa diatur dalam kelompok-kelompok belajar, setiap kelompok diketuai oleh pimpinan kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan pembelajaran yang akan dicapai dibahas atau ditentukan terlebih dahulu. Kemudian mereka dapat belajar dari media tersebut secara berkelompok atau secara perorangan. Anggota kelompok diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun bekerjasama dalam memecahkan masalah, memperdalam pemahaman atau penyelesaian tugas tertentu. Hasil belajar peserta didik perlu dilakukan evaluasi secara teratur. Pelaksanaan evaluasi diatur oleh para tutor menggunakan kunci jawaban yang telah disediakan oleh pembuat program. Adapun contoh penggunaan media secara terprogram, adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan Radio di SLTP Terbuka
Penggunaan radio sebagai media pembelajaran dilaksanakan di luar kelas, sesuai dengan karakteristik SLTP terbuka yaitu sebagian besar belajar menggunakan bahan berupa modul, belajar di mana saja saat mereka bekerja atau bermain. Tatap muka porsinya hanya sedikit yaitu pada saat di sekolah induk dan di tempat kegiatan belajar (TKB). Modul-modul yang diberikan kepada mereka bersifat modul integrated yaitu menggabungkan antara bahan cetak dengan media berupa kaset, siaran radio, sound slide, video dan lain-lain. Begitu halnya pada saat siswa menggunakan siaran radio pendidikan, mereka mendengar dan menyimak siaran radio pendidikan disesuaikan dengan bahan cetaknya, yang disertai dengan penugasan dan evaluasi belajar, dengan demikian jelas bahwa penggunaan media siaran radio tersebut terprogram yang disesuaikan dengan tujuan dan kurikulum.
b. Penggunaan E-Learning di Beberapa Sekolah di Indonesia
E-learning adalah sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk membantu kegiatan pembelajaran. Sebagian besar berasumsi bahwa elektronik yang dimaksud di sini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan internet. Melalui komputer, siswa dapat belajar secara individu baik secara terprogram maupun tidak terprogram. Secara tidak terprogram siswa dapat mengkases berbagai bahan belajar dan informasi di internet menggunakan fasilitas di internet seperti mesin pencari data (search enggine). Informasi dapat diperoleh secara bebas sesuai dengan minat masing-masing tanpa adanya intervensi dari siapapun. Sebagian besar komputer juga sering dimanfaatkan untuk hiburan seperti bermain games, namun demikian hal tersebut tidak dapat di hindari sebab penggunaan media elektronik terutama internet bebas digunakan.
Internet juga dapat digunakan secara terprogram, salah satunya dengan program e-learning. Pada program ini sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah situs/web e-learning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap baik yang bersifat interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mengakses bahan belajar melalui e-lerning dapat dideteksi apa yang mereka pelajari, bagaimana progresnya, bagaimana kemajuann belajarnya, berapa skor hasil belajarnya dan lain-lain. Di Indonesia pada umumnya masih bersifat blended e-lerning, yaitu e-learning bukan alat pembelajaran utama melainkan sebagai bahan dan alat pelengkap dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan kontrol guru di kelas masih tetap dominan, siswa belum secara totalitas menggunakan internet sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan belum sebagai komplemen atau pengganti PBM konvensional.
3. Penggunaan Media Tidak Terprogram
Penggunaan media dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini berkaitan dengan keberadaan media massa yang ada dimasyarakat, misalnya televisi, radio, penggunaan film melalui CD/DVD ROM, penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum yang diberikan oleh guru atau sekolah.  Dengan adanya pembuatan media, maka media tersebut dapat didistribusikan kepada masyarakat luas dengan cara diperjualbelikan, maupun didistribusikan secara bebas dengan harapan media tersebut dapat digunakan orang lain dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu.
Dalam pemakaian media digunakan sesuai kebutuhan masing-masing, biasanya digunakan secara perorangan. Dalam menggunakan suatu media, tidak ada tuntutan agar mencapai tingkat pemahaman tertentu. Selain itu, tidak diharapkan untuk memberikan umpan balik kepada siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau ujian. Sehingga penggunaan media didasarkan atas inisiatif sendiri tanpa disuruh oleh pihak sekolah, medianya pun dapat diperoleh dimana saja, misalnya di toko buku, supermarket, pameran pendidikan, dan lain-lain. Adapun contoh jenis penggunaan  media ini ialah:
a. Penggunaan Kaset Pelajaran Bahasa Inggris
Kaset pelajaran bahasa Inggris dapat dijumpai di toko sekitar, kaset ini dibuat untuk melengkapi buku-buku pelajaran bahasa Inggris. Orang yang merasa memerlukan program tersebut dapat membelinya secara bebas. Tidak hanya siswa sekolah tetapi juga orang tua atau masyarakat umum. Menggunakannyapun bebas juga, dalam artian kaset itu dapat digunakan kapan saja, dimana saja dan untuk kepentingan apa saja tergantung kepada pemilik kaset itu sendiri. Hasil yang dicapainyapun tergantung pada orang itu sendiri secara perorangan. Dalam istilah media konsep ini disebut media as a tools, media yang berfungsi sebagai alat untuk mempelajari materi tertentu.
b. Penggunaan Siaran Radio untuk Pendidikan
Pada saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan. Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan tertentu. Misalnya siaran pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia dan lain-lain. Penggunaan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh penyelenggara siaran. Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan dimanfaatkan oleh pendengarnya. Dalam hal ini penyelenggara siaran tidak mengatur bagaimana program itu didengarkan dan dimanfaatkan. Penyelengara siaran juga tidak mengevaluasi hasil penggunaan program tersebut. Artinya  penyelenggara siaran tidak menilai sampai seberapa jauh pesan yang telah disampaikan kepada pendengar itu dapat diterima oleh pendengar dan apa pengaruhnya terhadap kemampuan keterampilan dan sikap pendengar. Penggunaan media ini bersifat terbuka, siapapun dapat menggunakannya.
4. Variasi Penggunaan Media
Media pembelajaran dapat digunakan secara bervariatif penggunanya, diantaranya:
a. Media Dapat Digunakan Secara Perorangan
Media dapat digunakan seseorang yang sendirian saja atau individual learning, banyak media yang memang dirancang digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan yang jelas (manual book) sehingga orang dapat menggunakannya secara mandiri. Artinya orang itu tidak bertanya kepada orang lain tentang bagaimana cara menggunakannya, alat apa yang diperlukan, dan bagaimana mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Buku petunjuk itu biasanya mengandung keterangan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, urutan cara mempelajarinya, komponen-komponen media itu, alat yang diperlukan untuk menggunakannya, dan alat evaluasi yang biasanya terdiri dari soal tes. Bila dalam suatu ruangan ada beberapa orang yang belajar menggunakan media secara perorangan sebaiknya masing-masing menempati tempat khusus (karel) sehingga tidak saling mengganggu. Karel ialah meja belajar yang disekat-sekat menjadi bagian kecil yang hanya cukup untuk duduk satu orang. Tiap karel dilengkapi dengan peralatan media seperti tape recorder, proyektor film bingkai, earphone, layar kecil dan sebagainya.
b. Media Dapat Digunakan Secara Berkelompok
Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang cukup banyak (big group) atau bersifat kelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 sampai 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 sampai dengan 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petujuk ini biasanya ditujukan kepada pimpinan kelompok, tutor atau guru. Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Diskusi dapat dilakukan baik sebelum maupun sesudah mereka menggunakan media itu. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:
1). Suara yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya.
2).  Gambar atau tulisan dalam media tersebut harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu.
3). Perlu alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amlifier) dan membesarkan gambar (proyektor).
c. Media yang Digunakan Secara Masal
Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan bahkan ribuan dapat menggunakan media tersebut secara bersama. Media ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televise, atau digunakan dalam ruang besar seperti film 35 mm. Untuk memudahkan orang belajar menggunakan media ini sebaiknya kepada para peserta sebelumnya diberikan bahan tercetak. Bahkan tercetak tersebut memuat tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, petunjuk tindak lanjut, dan bahan sumber lain yang dapat dipelajari memperdalam pemahaman. Bahan cetakan ini diberikan  jauh sebelum penggunaan media dilakukan. Dengan demikian peserta dapat menyiapkan diri dalam mengikuti program media tersebut.
Media yang digunakan secara masal di antaranya televisi edukasi yang disingkat “TVe” yang diluncurkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi (PUSTEKKOM) Depdiknas. TVe dirancang memenuhi kebutuhan siaran yang bernuansa pendidikan dan pembelajaran, sehingga program-program yang diluncurkan sinkron dengan pengetahuan, keterampilan serta pendidikan nilai-nilai yang positif. Media ini bersifat masal karena disiarkan keseluruh Indonesia seperti halnya televise-televisi swasta lainya. Pada jam-jam tertentu siswa dapat mempelajari berbagai materi pelajaran seperti: Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan lain-lain.

D. KESIMPULAN
1. Pembelajaran adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar, baik dalam situasi kelas maupun di luar kelas. Pembelajaran hanya di dalam kelas dengan pengajaran konvensional, namun dapat berlangsung tanpa kehadiran guru, yakni dengan mengandalkan media dalam kegiatan pembelajaran.
2. Penggunaan media secara terprogram digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan tuntutan kurikulum yang sedang berlaku. Guru mengelola peserta didik agar mampu menggunakan media sehingga dapat mengikuti proses belajar mengajar. Contoh penggunaan media secara terprogram yaitu penggunaan radio di SLTP terbuka, dan penggunaan e-learning dibeberapa sekolah di Indonesia.
3. Penggunaan media tidak terprogram bersifat bebas, sehingga mudah untuk didistribusikan pada masyarakat luas dengan harapan dapat digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu tanpa adanya tuntutan pencapaian suatu hal sehingga digunakan sesuai inisiatif sendiri. Contoh penggunaan media tidak terprogram yakni penggunaan kaset pelajaran bahasa Inggris dan siaran radio untuk pendidikan.
4. Media pembelajaran dapat digunakan secara bervariatif penggunanya, seperti media digunakan secara perorangan, berkelompok, maupun secara masal.

E. PENUTUP
Demikianlah makalah mengenai teknik penggunaan media pembelajaran. Mohon maaf, apabila terdapat kata-kata yang kurang sesuai. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Amiiin...