Makul : Dasar-Dasar Proses Pembelajaran
UAS
1. Kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku
guru adalah membelajarkan dan perilaku siswa adalah belajar. Berkenaan dengan
hal tersebut coba Anda lakukan analisis komprehenship apa hakekat dari belajar
dan pembelajaran yang sesungguhnya. Bagaimana posisi guru yang seharusnya dalam
kegiatan pembelajaran tersebut?
Jawab:
Hakekat
belajar adalah suatu proses atau
aktifitas yang dilakukan individu untuk menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap (kognitif, afektif,
psikomotor), sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri di dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Hakekat
pembelajaran adalah suatu system berisi serangkaian peristiwa yang sengaja
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk membantu proses belajar siswa dalam
mencapai tujuan kurikulum, dimana melibatkan dan menggunakan pengetahuan
profesional yang dimiliki guru.
Posisi
guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai orang yang mendidik, mengajar,
mengarahkan, melatih, menilai, memotivasi, mengevaluasi peserta didik, dan
sebagai informan, fasilitator, selain itu guru juga menjadi suri tauladan bagi
anak didiknya. Posisi guru sangatlah menentukan keberhasilan proses
pembelajaran.
2. UNESCO
telah mengeluarkan empat pilar pembelajaran, yaitu learning to know, learning
to be, learning to life together, dan learning to do. Coba Anda
jelaskan apa maksud dari ke empat pilar pembelajaran tersebut. Bagaimana
implementasi dan implikasinya dalam kegiatan pembelajaran di madrasah ?
Jawab:
a. learning
to know menyiratkan makna bahwa pendidik harus mampu berperan sebagai
informator, organisator, motivator, diretor, inisiator, transmitter,
fasilitator, mediator, danevaluator bagi siswanya, sehingga peserta didik perlu
dimotivasi agar timbul kebutuhan terhadap informasi, keterampilan hidup, dan
sikap tertentu yang ingin dikuasainya. Secara kreatif menguasai instrumen ilmu
dan pemahaman yang terus berkembang, umum atau spesifik, sebagai sarana dan
tujuan , dan memungkinkan terjadinya belajar sepanjang hayat.
b. learning
to do menyiratkan bahwa siswa dilatih untuk sadar dan mampu melakukan suatu
perbuatan atau tindakan produktif dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor. Terkait dengan hal tersebut maka proses belajar-mengajar perlu
didesain secara aplikatif agar keterlibatan peserta didik, baik fisik, mental
dan emosionalnya dapat terakomodasi sehingga mencapai tujuan yang diharapkan.
c. learning
to live together merupakan tanggapan nyata terhadap arus individualisme serta
sektarianisme yang semakin menggejala dewasa ini. Fenomena ini bertalian erat
dengan sikap egoisme yang mengarah pada chauvinisme pada peserta didik sehingga
melunturkan rasa kebersamaan dan harga-menghargai. Memahami, menghormati dan
bekerja dengan orang lain, mengakui ketergantungan, hak dan tanggungjawab
timbal balik yang melibatkan partisipasi aktif warga, tujuan bersama menuju
kerekatan sosial, perdamaian dan semangat kerjasama demi kebaikan bersama.
d. learning
to be, perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar mampu
memiliki rasa percaya diri (self confidence) yang tinggi. Kepercayaan merupakan
modal utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. Pengembangan dan pemenuhan
manusia seutuhnya yang terus “berevolusi”, mulai dengan pemahaman diri sendiri,
kemudian memahami dan berhubungan dengan orang lain. Menguak kekayaan tak
ternilai dalam diri.
3. Hasil berbagai penelitian para ahli tentang kegiatan guru
dan siswa dalam kaitannya dengan penguasaaan bahan pembelajaran adalah model
pembelajaran.
Berkenaan dengan hal tersebut coba Anda
jelaskan:
a.
Ciri-ciri Model
Pembelajaran
Jawab:
1)
Berdasarkan
teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2)
Dapat dijadikan
pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
3)
Mempunyai misi
atau tujuan pendidikan tertentu.
4)
Memiliki dampak
sebagai akibat dari terapan model pembelajaran.
5)
Membuat
persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya.
6)
Memiliki
bagian-bagian model, yakni ; urutan langkah-langkah pembelajaran,
prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial dan sistem pendukung.
b.
Empat jenis
Model Pembelajaran berdasarkan Teori
Jawab:
1)
Model
Interaksi Sosial, model pembelajaran ini didasari oleh teori pembelajaran
Gestalt yaitu field-theory, model interaksi sosial ini menitik beratkan pada
hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat luas (learning to life
together), karena model ini didasari oleh teori pembelajaran Gestalt maka pokok
pandangan dari model ini adalah objek atau peristiwa tertentu akan dipandang
sebagai suatu keseluruhan yang terorganisasikan, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran akan lebih bermakna bila materi diberikan secara utuh bukan
bagian-bagian.
2)
Model
Pemrosesan Informasi, model ini berdasarkan teori belajar kognitif (Piagent)
dan berorientasi pada kemampuan siswa memproses informasi yang dapat
memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/
menerima stimuli dari lingkungan (misalnya: mengorganisasi data, memecahkan
masalah, menemukan konsep serta menggunakan simbol verbal dan visual). Pelopor
dari teori ini adalah Robert Gagne (1985). Beliau berasumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkemangan. Pembelajaran merupakan
keluaran dari pemrosesan informasi yang berupa kecakapan manusia (human
capitalities) yang terdiri dari : (1) informasi verbal; (2) kecakapan
intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; (5) kecakapan motorik. Strategi
dari model ini meliputi: mengajar induktif, latihan inquiry, inquiry keilmuan,
pembentukan konsep, model pengembangan, dan Advance Organizer Model.
3)
Model
Personal (Personal Models), model ini bertitik tolak dari teori Humanistik,
yaitu teori yang berorientasi terhadap pengembangan diri individu, yang menjadi
perhatian utama dari teori ini adalah emosional siswa untuk mengembangkan
hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi
siswa yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses
informasi secara efektif, model ini juga berorientasi pada individu dan perkembangan
keakuan. Teori ini berpendapat bahwa guru harus berupaya menciptakan kondisi
kelas yang kondusif, agar siswa bebas dalam belajar dan mengembangkan dirinya,
baik emosional maupun intelektual. Strategi pembelajaran dari teori ini adalah:
Pembelajaran nondirektif, latihan kesadaran, sinetik, sistem konseptual.
4)
Model
Modifikasi Tingkah Laku (Behavioral), model ini bertitik tolak dari teori
belajar behavioristik, yaitu betujuan mengembangkan sistem yang efisien untuk
mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara
memanipulasi penguatan (reinforcement), model ini lebih menekankan pada aspek
perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak bisa diamati lainnya,
karakteristik dari model ini berada dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus
dipelajari oleh siswa yang lebih efisien dan berurutan. Fase dalam model ini
ada empat, yaitu: fase mesin pembelajaran (CAI dan CBI); penggunaan media;
pengajaran berprograma (liner dan branching); dan operant conditioning &
operant reinforcement. Implementasi dari model ini adalah meningkatkan
ketelitian dari pengucapan seorang anak. Sedangkan sang guru haruslah selalu
perhatian terhadap tingkah laku belajar dari murid-muridnya.
4. Perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi membawa dampak yang luar biasa dalam
kegiatan pembelajaran. Ada empat pola pembelajaran dilihat dari penggunaan TIK
atau media, yaitu Pola Pembelajaran Tradisional 1, Pola Pembelajaran
Tradisional 2, Pola Pembelajaran Guru-Media, dan Pola Pembelajaran Bermedia. Coba
Anda jelaskan keempat pola pembelajaran tersebut disertai dengan contohnya.
Dari keempat pola tersebut manakah yang paling baik berkenaan dengan penggunaan
TIK dalam kegiatan pembelajaran?
Jawab:
a. Pola
Pembelajaran Tradisional 1
Adalah pola
pembelajaran dimana guru sebagai pusat dari informasi, dalam pola guru memiliki
peranan yang sangat besar dalam proses pembelajaran, siswa hanya sebagai
pendengar.
Contohnya: Metode
ceramah yang dilakukan guru saat mata pelajaran IPS, diman guru menerangkan
mata pelajaran tersebut pada siswa, sesuai dengan pengetahuan yang guru
tersebut ketahui, dan para siswanya mendengarkan apa yang guru jelaskan.
b. Pola pembelajaran tradisional kedua
Dalam proses
pembelajaran sudah digunakan media sebagai alat bantu dalam menyampaikan informasi
kepada siswa, pada pola kedua ini guru sudah memanfaatkan media sebagai alat
untuk menyampaikan materi, misalnya guru menggunakan OHP, Flowchart, Media
Audio, dan lain-lain. Namun pada pola ini si guru masih dominan.
Contoh:
Guru menerangkan mata pelajaran IPA sesuai dengan pengetahuan yang dia miliki,
dengan menunjukkan gambar yang telah disiapakan oleh guru tersebut sebelumnya,
gambar tersebut ditunjukkan pada siswa menggunakan OHP.
c. Pola pembelajaran guru dan media
Dalam hal ini guru
menyampaikan materi kepada siswa dengan didampingi media. Dalam pola ini
presentase guru dan media adalah 50%.
Contoh: guru menerangkan
mata pelajaran TIK, dan guru tersebut sudah membuat presentasi mata pelajaran
TIK sebelumnya. Dan guru tersebut menunjukkan presentasinya dengan LCD.
d. Pola pembelajaran bermedia
Pada pola ini guru
tidak lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan
pembelajaran para siswa. Akan tetapi siswa dapat memperoleh informasi dari
berbagai media.
Contoh: Pada mata
pelajaran TIK guru memerintahkan para siswanya untuk membuat E-Mail, lalu guru
tersebut memberikan tugas pada siswanya dengan mengirimkan E-Mail, dan siswa
dapat menjawab pertanyaan dengan browsing di internet.
Dari
keempat pola pembelajaran tersebut di atas, satu sama lain memiliki kekurangan
dan kelebihan. Setiap pola pembelajaran tertentu hanya cocok untuk materi dan
kondisi tertentu. Jadi menurut saya, pola pembelajaran guru dan media ini lebih
baik jika untuk kegiatan pembelajaran terkait penggunaan TIK. Karena materi
tersebut berkenaan dengan media, maka selain mendapat materi dan penjelasan dari
guru, siswa juga langsung berhadapan pada media tersebut sehingga memudahka
pembelajaran.
5. Salah
satu penentu kualitas pendidikan adalah Guru yang professional. Menurut Anda
seperti apakah guru yang professional itu? Berikan argumentasi Anda secara utuh
tentang sosok guru yang professional tersebut.
Jawab:
Guru
professional adalah guru yang mampu membuat
muridnya senang ketika diajar, mampu menerima pelajaran dengan baik, dan
mencapai tujuan pembelajaran, menguasai 4 kompetensi yakni kompetensi
kepribadian, kompetensi pedagogic, kompetensi professional, dan kompetensi
sosial. Selain itu, guru professional selalu punya energy untuk siswanya, punya
tujuan jelas untuk pelajaran, punya keteerampilan mendisiplinkan yang efektif, punya keeterampilan manajemen kelas
yang baik, bisa berkomunikasi baik dengan orang tua murid, punya harapan yang
tinggi pada siswanya, pengetahuan tentang
kurikulum, pengetahuan tentang subyek yang diajarkan, selalu memberikan yang
terbaik untuk anak-anak dalam proses pengajaran, dan punya hubungan yang
berkualitas dengan siswa.