TEKNIK PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
A. Penggunaan Media Berdasarkan Tempat
Pembelajaran adalah satu kegiatan belajar mengajar yang
melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan berbagai sumber belajar baik dalam
situasi kelas maupun di luar kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk pembelajaran tidak selalu identik
dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namun proses belajar
tanpa kehadiran gurupun dan lebih mengandalkan media termasuk dalam kegiatan
pembelajaran. Misalnya e-learning, pembelajaran individual dengan CD
interaktif, video interaktif dan lain-lain. Berdasarkan tempat penggunannya,
terdapat beberapa teknik penggunaan media pembelajaran, yaitu :
1. Penggunaan media di kelas. Pada
teknik ini media dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
penggunaannya dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas.
Dalam merencanakan pemenfaatan media tersebut guru harus melihat tujuan yang
akan dicapai, materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan tersebut,
serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan
tersebut. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan
ketiga hal tersebut, ialah tujuan, materi dan strategi pembelajaran. Yang
terpenting dalam hal ini media tersebut disajikan di ruang kelas dimana guru
dan siswa hadir bersama-sama berinteraksi secara langsung (face to
face). Tentu saja media yang dapat digunakan di kelas adalah yang
memungkinkan dilihat dari sisi biaya, berat dan ukuran, kemampuan siswa dan
guru untuk menggunakannya, dan tidak membahayakan bagi penggunannya. Dalam
kontesk ini media harus praktis, ekonomis, mudah untuk digunakan (user
friendly).
2. Penggunaan
media di luar kelas
Seperti yang
telah disinggung di atas, terdapat media yang penggunaannya di luar situasi
kelas. Dalam hal ini media tidak secara langsung dikendalikan oleh guru, namun
digunakan oleh siswa sendiri tanpa instruksi guru atau melalui pengontrolan
oleh orang tua siswa. Penggunaan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat
dibedakan dalam dua kelompok utama, yaitu penggunaan media tidak terprogram dan
penggunaan media secara terprogram, simaklah penjelasannya berikut ini.
a. Penggunaan
media tidak terprogram
Penggunaan media
dapat terjadi di masyarakat luas. Hal ini ada kaitannya dengan keberadaan media
massa yang ada dimasyarakat, misalnya televisi, radio, penggunaan film melalui
CD/DVD ROM, penggunaan media ini bersifat bebas yaitu bahwa media itu digunakan
tanpa dikontrol atau diawasi dan tidak terprogram sesuai tuntutan kurikulum
yang diberikan oleh guru atau sekolah. Pembuat media mendistribusikan program
media tersebut di masyarakat, baik dengan cara diperjualbelikan maupun
didistribusikan secara bebas dengan harapan media itu akan digunakan orang dan
cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Pemakai media dalam
menggunakannya menurut kebutuhan masing-masing. Biasanya mereka menggunakannya
secara perorangan. Dalam menggunakan media ini mereka tidak dituntut untuk
mencapai tingkat pemahaman tertentu. Mereka juga tidak diharapkan untuk
memberikan umpan balik kepada siapapun dan juga tidak perlu mengikuti tes atau
ujian. Sehingga penggunaan media didasarkan atas inisiatif sendiri tanpa
disuruh oleh pihak sekolah, medianya pun dapat diperoleh dimana saja, misalnya
di toko buku, supermarket, pameran pendidikan, dan lain-lain. Sebagai
contoh jenis penggunaan media seperti ini ialah :
¡ Penggunaan kaset
pelajaran bahasa Inggris
Kita dapat menjumpai di toko di sekitar tempat tinggal kita
manyak dijual kaset pelajaran bahasa Inggris yang dibuat untuk melengkapi
buku-buku pelajaran bahasa Inggris tertentu. Orang yang merasa memerlukan program tersebut
dapat membelinya secara bebas. Tidak hanya siswa sekolah tapi juga orang tua
atau masyarakat umum. Menggunakannyapun secara bebas juga, artinya kaset itu
dapat digunakan kapan saja, dimana saja dan untuk kepentingan apa saja semuanya
tergantung kepada pemilik kaset itu sendiri. Tidak ada orang yang ikut
mengaturnya. Hasil yang dicapainyapun tergantung pada orang itu sendiri secar
perorangan. Dalam istilah media konsep ini disebut media as
a tools, media yang berfungsi sebagai alat untuk mempelajari materi
tertentu.
¡ Penggunaan
siaran radio untuk pendidikan
Pada saat ini
banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan. Program-program itu
disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan tertentu.
Misalnya siaran pelajaran bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia dan
lain-lain. Penggunaan program itu kebanyakan tidak dikontrol oleh penyelenggara
siaran. Program tersebut disiarkan dengan harapan didengarkan dan dimanfaatkan
oleh orang. Dalam hal ini penyelenggara siaran tidak mengatur bagaimana program
itu didengarkan dan dimanfaatkan. Penyelengara siaran juga tidak mengevaluasi
hasil penggunaan program tersebut. Artinya penyelenggara siaran
tidak menilai sampai seberapa jauh pesan yang telah disampaikan kepada
pendengar itu dapat diterima oleh pendengar dan apa pengaruhnya terhadap
kemampuan keterampilan dan sikap pendengar. Penggunaan media ini bersifat
terbuka, siapapun dapat menggunakannya selain siswa juga yang lainnya.
b. Penggunaan
Media Secara Terprogram
Penggunaan media secara terprogram adalah bahwa media
tersebut digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematik
untuk mencapai tujuan tertentu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum yang
sedang berlaku. Bila media itu
berupa media pembelajaran, sasaran didik (audience) diorganisasikan
dengan baik hingga mereka dapat menggunakan media itu secara teratur,
berkesinambungan dan mengikuti pola belajar mengajar tertentu.
Biasanya siswa
diatur dalam kelompok-kelompok belajar. Setiap kelompok diketuai oleh pimpinan
kelompok dan disupervisi oleh seorang tutor. Sebelum memanfaatkan media, tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dibahas atau ditentukan terlebih dahulu.
Kemudian mereka dapat belajar dari media tersebut secara berkelompok atau
secara perorangan.
Anggota kelompok
diharapkan dapat berinteraksi baik dalam diskusi maupun dalam bekerjasama untuk
memecahkan masalah, memperdalam pemahaman atau penyelesaian tugas-tugas
tertentu. Hasil belajar mereka dievaluasi secara teratur. Untuk keperluan
evaluasi ini pembuat program media perlu menyediakan alat evaluasi
tersebut.Pelaksanaan evaluasi dilatur oleh para tutor menggunakan kunci jawaban
yang telah disediakan oleh pembuat program. Berikut ini beberapa contoh
penggunaan media secara terprogram:
¡ Penggunaan radio
di SLTP Terbuka
Penggunaan radio sebagai media pembelajaran di laksanakan di
luar kelas, sesuai dengan karakteristik SLTP terbuka yaitu sebagian besar
belajar menggunakan bahan berupa modul, belajar di mana saja saat mereka
bekerja atau bermain. Tatap
muka porsinya hanya sedikit yaitu pada saat di sekolah induk dan di tempat
kegiatan belajar (TKB). Modul-modul yang diberikan kepada mereka
bersifat modul integrated yaitu menggabungkan antara bahan cetak dengan media
berupa kaset, siaran radio, sound slide, video dan lain-lain. Begitu halnya
pada saat siswa menggunakan siaran radio pendidikan, mereka mendengar dan
menyimak siaran radio pendidikan disesuaikan dengan bahan cetaknya, yang
disertai dengan penugasan dan evaluasi belajar, dengan demikian jelas bahwa
penggunaan media siaran radio tersebut terprogram yang disesuaikan dengan
tujuan dan kurikulum.
¡ Penggunaan
E-Learning di beberapa sekolah di Indonesia
E-learning adalah
sistem pembelajaran yang memanfaatkan media elektronik sebagai alat untuk
membantu kegiatan pembelajaran. Sebagian besar berasumsi bahwa elektronik yang
dimaksud di sini lebih diarahkan pada penggunaan teknologi komputer dan
internet. Melalui komputer, siswa dapat belajar secara individual baik secara
terprogram maupun tidak terprogram. Secara tidak terprogram siswa dapat
mengkases berbagai bahan belajar dan informasi di internet menggunakan
fasilitas di internet seperti mesin pencari data (search enggine).
Secara bebas siswa dapat mencari bahan dan informasi sesuai dengan minat
masing-masing tanpa adanya intervensi dari siapapun. Sebagian besar
komputer juga sering dimanfaatkan untuk hiburan seperti bermain games, namun
demikian hal tersebut tidak dapat di hindari sebab penggunaan media elektronik
terutama internet bebas digunakan.
Internet juga
dapat digunakan secara terprogram, salah satunya dengan program e-learning. Pada
program ini sekolah atau pihak penyelenggara menyediakan sebuah situs/web
e-learning yang menyediakan bahan belajar secara lengkap baik yang bersifat
interaktif maupun non interaktif. Kegiatan siswa dalam mengakses bahan belajar
melalui e-lerning dapat dideteksi apa yang mereka pelajari, bagaimana
progresnya, bagaimana kemajuann belajarnya, berapa skor hasil belajarnya dan
lain-lain. Di Indonesia pada umumnya masih bersifat blended e-lerning, yaitu
e-learning bukan alat pembelajaran utama melainkan sebagai bahan dan alat
pelengkap dari pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan kontrol guru di
kelas masih tetap dominan, siswa belum secara totalitas menggunakan internet
sebagai sistem pembelajarannya. Internet baru berfungsi sebagai suplemen dan
belum sebagai komplemen atau pengganti PBM konvensional.
Variasi Penggunaan Media
Dilihat dari varisi penggunaannya, media dapat digunakan
baik secara perorangan, kelompok atau siswa dalam jumlah yang sangat banyak
(massal).
¡ Media dapat
digunakan secara perorangan
Media dapat
digunakan oleh seseorang sendirian saja atau istilahnya individual
learning, banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara
perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk penggunaan
yang jelas (manual book) sehingga orang dapat
menggunakannya secara mendiri. Artinya orang itu tidak bertanya kepada orang
lain tentang bagaimana cara menggunakannya, alat apa yang diperlukan, dan
bagaimana mengetahui bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Buku petunjuk itu
biasanya mengandung keterangan tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
garis besar isi, urutan cara mempelajarinya, komponen-komponen media itu, alat
yang diperlukan untuk menggunakannya dan alat evaluasi yang biasanya terdiri
dari soal tes. Bila dalam suatu ruangan ada beberapa orang yang belajar
menggunakan media secara perorangan sebaiknya measing-masing menempati tempat
khusus (karel) sehingga tidak saling menganggu. Karel ialah
meja belajar yang disekat-sekat menjadi bangian kecil yang hanya cukup untuk
duduk seorang. Tiap karel dilengkapi dengan perlengkapan media
seperti tape recorder, proyektor film bingkai, earphone, layar kecil dan
sebagainya.
¡ Media dapat
digunakan secara berkelompok
Pembelajaran dapat berlangsung dengan jumlah siswa yang cukup
banyak (big group) atau bersifat kelompok. Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan
anggota 2 sampai 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9
sampai dengan 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok
juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada
pimpinan kelompok tutor atau guru. Keuntungan belajar menggunakan media secara
berkelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang
sedang dipelajari. Diskusi dapat dilakukan baik sebelum maupun sesudah mereka
menggunakan media itu. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi
beberapa persyaratan, yaitu :
a. Suara
yang disajikan oleh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok
dapat mendengarnya.
b. Gambar
atau tulisan dalam media tersebut harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh
semua anggota kelompok itu.
c. Perlu
alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amlifier) dan
membesarkan gambar (proyektor).
¡ Media yang digunakan
secara masal
Orang yang
jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media tersebut
secara bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan
melalui pemancar, seperti radio, televisi, atau digunakan dalam ruang yang
besar seperti film 35 mm. Untuk memudahkan orang yang belajar dengan
menggunakan media seperti ini sebaiknya kepada para peserta
diberikan bahan tercetak sebelumnya. Bahan tercetak tersebut setidaknya harus
memuat tujuan pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, petunjuk tindak
lanjut, dan bahan sumber lain yang dapat dipelajari untuk memperdalam
pemahaman. Bahan cetakan ini diberikan jauh sebelum saat penggunaan
media dilakukan. Dengan demikian para peserta dapat menyiapkan diri dalam
mengikuti program media tersebut.
Media yang
digunakan secara masal diantaranya televisi edukasi yang disingkat “TVe” yang
diluncurkan oleh Pusat Teknologi Komunikasi (PUSTEKKOM) Depdiknas. TVe
dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan siaran yang bernuansa pendidikan dan
pembelajaran, sehingga program-program yang diluncurkan sarat dengan
pengetahuan, keterampilan serta mendidikan tentang nilai-nilai yang positif.
Media ini bersifat masal karena disiarkan ke seluruh Indonesia seperti halnya
televisi-televisi suasta yang lainnya. Pada jam-jam tertentu siswa dapat
mempelajari berbagai materi pelajaran seperti : Matematika, Fisika, Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar